Kau punya janggut beruban yang berusia sama dengan bendera.
Pada matamu terlukis matinya kawanmu waktu muda.Kau gendong arwah-arwah dan tanggung jawab mereka. Sementara anak istrimu kau lupakan.
Kau dan keturunanmu. Terpisah dan jatuh di lubang yang sama. Makin jauh dipisah jarak, kota, dan surat-surat yang belum terkirim.
Ubanmu sudah lama jadi teladan, sementara isi kepalamu tetaplah anak kecil yang berlari pakai sepatu Lars dan lupa cara berhenti.
Kau kutuki jendela karena telah puluhan tahun jadi layar kaca. Di situ kau tembaki segala ingatan yang membuatmu marah di Minggu yang cerah, tak pergi gereja, dan mengutuki segala sesuatu di dapur.
Kau makin semarak dalam sendiri, lupa pada langkah kecil keturunanmu yang riang berlari pakai sepatu Vans dan lupa cara berhenti. Kau adalah cermin, dan tanpa kau sadari keturunanmu mencuri seisi tubuhmu.
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...