Tubuhku diukir garis-garis tahun
Dipasung usia dan menolak bergairah
Dituntun ke jalan yang tidak aku kenal
Pandangan mataku dikurung di dalam mata semua orangAku ada karena semua ada
Dalam angin suaraku menghilang
Dalam bebatuan dansaku diredam
Pasir-pasir bersahutan dalam bahasa air mataAku dituntut menjadi api pemusnahan
Diseret menjadi algojo pembaruan
Dunia yang berkembang adalah mimpi semua orang
Aku juga punya mimpi yang samaAku tua dan dunia begitu muda
Aku dimandikan oleh tangan-tangan milenia
Aku berutang banyak pada tanur peleburan yang membentuk aku
Aku menjadi kita, dan kita punya satu dunia untuk dibesarkanDunia terus saja terbakar
Dunia terus saja diberangus
Dunia masih ingin jadi kanak-kanak
Kita tetap tua dan mencoba membesarkan dunia yang beda paham soal kehidupanDunia adalah kemurnian yang tidak mengenal kita: para penumpang gelap yang tidak tahu bagaimana cara menjadi dunia
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...