Kau takut pada kumulonimbus
Dan gerak pelannya yang menegangkan
Kau takut ia berubah jadi taufan
Dan mengubahmu jadi terataiKau mengapung di atas kolam kata-kata
Kau berongga mencoba menampung udara
Kau bernapas dalam makian pagi
Tidak ada surga sampai petang nantiKumulonimbus telah jadi taufan
Dan kau menari sebagai teratai
Kau malu menangisi harimu
Kau tahan tekanan besar di dadamuKau takut pada kelegaan
Dari dulu terobsesi ketegaran
Kumulonimbus makin gelisah
Dadamu sudah mau pecahAnggap saja aku ini ikan yang tidak suka gelembungmu
Aku suka gelembung itu pecah dan lega
Menjadi gelombang di tengah kolam
Menjadi badai besar di ketegaranmuDengar,
Tidak apa-apa jika kau gagal hari ini
Mengais air mata dari dalam dirimu harusnya tidak lagi memalukan
Aku cuma bisa menaruh puisi kecil di bahumu:Kau sudah bekerja keras hari ini, terima kasih. Biar kupeluk kau dan kubuat badaimu makin besar.
![](https://img.wattpad.com/cover/143406020-288-k905200.jpg)
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...