Ch. 5 - Healer 2

491 57 27
                                    

Silahkan vote, share, dan komentar! Selamat membaca!
_______________________________________

"Eksperimen pertama. Menghidupkan semut mati." Ucapku dengan penuh semangat membara.

Usiaku sudah beranjak 7 tahun sekarang. Aku sudah lumayan mahir dalam menggunakan skill magic Heal dan Recovery. Aku juga sudah melakukan percobaan-percobaan dengan magic yang kumiliki.

Satu hal yang sudah kupastikan. Yaitu, aku memiliki afinitas terhadap light magic. Artinya, bakatku sangat tinggi untuk menjadi Light Mage. Aku bisa menghasilkan cahaya dari bagian tubuhku yang manapun yang aku inginkan, untuk penerangan atau sekedar gaya saja.

Selain tiga skill magic di atas, aku sedang mencoba skill Detoxification. Tapi belum menemukan bahan uji coba yang bagus. Baru kucoba kepada nyamuk yang keracunan oleh asap dari hasil pembakaran tanaman pembunuh nyamuk.

Papa dan Mama menyuruhku merahasiakan kemampuan light magic yang kumiliki dari semua orang yang ada di kampung ini. Kata mereka, kalau sampai orang lain tahu, bisa menyulitkanku nantinya.

Ya, aku patuhi saja perkataan orangtuaku. Dan kali ini, aku sedang melakukan percobaan untuk menggunakan skill Revive. Bahan percobaanku kali ini adalah semut. Aku akan membunuh seekor semut, lalu mencoba menghidupkannya kembali.

"Nah, semut yang ini... Hm."

Kupenggal kepala salah satu semut. Dia masih bergerak untuk beberapa detik sebelum akhirnya diam tak bergerak. Kutunggu sekitar 1 menit untuk memastikan kematiannya. Lalu...

"Revive."

Dengan berkonsentrasi penuh, aku mengeluarkan energi light magic di dalam tubuhku untuk kualirkan kepada semut itu. Seperti biasa, cahaya kebiruan menyelimuti semut tersebut, lalu kepalanya yang terpenggal tadi, kembali menyatu dengan tubuhnya.

Kualirkan terus energi magic-ku ke bangkai semut itu. Aku berharap tubuh semut yang sudah utuh kembali di hadapanku, dapat kembali bergerak.

Ayo! Bergeraklah! Hidup lagi! Ayo!

"Uuggghh......."

Sudah sangat banyak energi magic yng kukeluarkan. Tapi masih belum terlihat adanya tanda-tanda pergerakan pada semut itu meskipun tubuhnya sudah utuh kembali. Masih terus kupaksakan tubuhku untuk mengalirkan energi magic kepada semut yang mati ini.

Dan...

*Brugg...*

Pandanganku gelap. Aku... Pingsan? Ah... Gagal. Untung aku melakukannya di dalam rumah untuk berjaga-jaga jika hal seperti ini terjadi. Berarti, sekarang aku sedang tergeletak di lantai rumah. Di ruang tengah. Seperti seorang anak yang tertidur karena kelelahan bermain.

***

Aku terbangun. Bayangan pohon di halaman depan sudah jatuh tepat di bawahnya. Padahal tadi aku melakukan eksperimen tidak lama setelah mentari terbit. Wah, lumayan lama. Dan sekarang perutku kelaparan.

Kulihat semut yang tadi, masih tergeletak kaku di dekatku terbaring. Aku gagal. Berarti, yang kulakukan tadi hanyalah sebatas Recovery. Aku hanya menyembuhkan tubuhnya. Tapi aku gagal mengembalikan nyawanya.

Tunggu.

Nyawanya?

Aha! Aku paham kenapa aku gagal. Aku hanya memfokuskan light magic untuk menyembuhkannya saja tanpa mengembalikan jiwanya yang telah lepas dari raganya. Pantas saja aku gagal.

"Anviii... Ayuk makan..." Mama memanggilku dari dapur.

"Papa nggak ikut makan siang, Ma?"

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now