Ch. 48 - Tanpa Antre

322 45 3
                                    

HAPPY EID MUBARAK !

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI !

Dan... Selamat membaca! Hahaha...
___________________________________________

Revon dan Fazar hanya bisa tertunduk selama perjalanan. Membayangkan akan betapa beratnya hidup mereka hari ini.

Setelah mendengar cerita dari Androa, aku mengerti apa yang mereka rasakan saat ini. Tidur mereka kurang, badan mereka pasti masih terpengaruh efek alkohol, dan mereka diperintahkan untuk memasuki Undead Tower secara solo. Tanpa tim. Terutama Revon, karena dia benar-benar sendiri. Tidak seperti Fazar yang dapat memanggil banyak monster untuk bertarung.

"Aaaaa... Apa aku bisa nembus Undead Troll King, ya... Hoaaahhhhm..." Revon mengeluh dengan suara yang sangat kecil, disertai dengan menguap.

Aku tidak perlu menanggapinya. Karena aku tahu, itu akan percuma saja. Dan sepertinya Pelatih Arka juga tidak ambil pusing soal ini. Tentunya, ia sengaja menghukum Revon dan Fazar karena mereka sudah melanggar perintah langsung dari Pelatih.

Kalau itu Pelatih yang lain, mungkin tidak begitu masalah. Tapi Pelatih Arka memang berbeda. Dia terlalu kuat. Tidak ada kesempatan bagi mereka berdua untuk dapat melawannya.

Aku yakin dia lebih kuat dari Jendral Perang terkuat di Kerajaan Sandoria, kerajaan ayahku. Bahkan aku yakin Pelatih Arka dan teman-temannya masih jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan Petualang Plat Diamond di seluruh Benua Zegga. Mereka ini... Sekuat apa, ya? Hero? Sekuat Hero? Aku tidak akan kaget kalau mereka memang sekuat Hero. Hero sendiri adalah pahlawan yang memiliki kelebihan khusus, diberkahi oleh para Dewa. Mungkin mereka salah satunya?

Tapi, untuk apa seorang Hero menjadi Pelatih? Status mereka akan lebih tinggi apabila bekerja untuk sebuah kerajaan. Tentunya, status seorang Hero itu nomer dua setelah status seorang Raja untuk sebuah kerajaan.

"Nah, kita udah sampe. Karena kalian udah ngebagi tim, kita langsung aja masuk." Kata Pelatih Arka.

"""Siap, Pelatih.""" Kami menjawabnya serentak. Ya, kami memang sudah terbiasa seperti ini. Dari tahun pertama sudah diwajibkan untuk menjawab semua pertanyaan dan perintah dari seorang Pelatih dengan tegas, serentak, dan siap.

"Antriannya dimulai dari tim Quinta, terus tim Halea, terus Revon, terakhir Fazar." Kata Pelatih Arka lagi.

Timku yang kedua. Setelah kami bicarakan bersama, kami membentuk tim tanpa mengikuti susuan tim untuk turnamen. Kami membuat tim baru. Setidaknya, sampai hukuman atas Revon dan Fazar dicabut oleh Pelatih.

Di timku, selain aku sendiri, juga ada Logavi dan Anvily. Di tim Quinta, ada Androa, Alex, dan Felsy. Timku memang hanya berisi tiga orang, tak sebanyak tim Quinta. Tapi kami bersama Anvily yang memiliki kemampuan spesial. Yaitu light magic. Oleh sebab itu, kamilah yang harus mengalah. Tapi tidak masalah. Aku ingin menguji kekuatanku sampai dimana.

***

Di sekitar Undead Tower, para Petualang Plat Iron, Copper, dan Silver tampak sedang bersiap-siap untuk menantang nasib di Undead Tower. Mereka bersiap sambil berbincang-bincang.

"Loh, kenapa banyak bocah-bocah datang kesini? Mereka pikir ini lokasi wisata sekolah?"

"Hahaha... Paling mereka mau berlatih... Tapi tetap aja, mereka udah datang terlambat, jadi harus mengantre panjang. Bisa-bisa, giliran mereka baru tiba setelah malam. Hahaha..."

"Tapi ada cewek yang susunya gede itu. Mungkin itu guru mereka? Boleh juga brader... Slurrp..."

"Eh, tunggu. Mereka mau langsung masuk gitu aja? Mereka nggak tau kalo harus ngantre?"

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now