Ch. 53 - Bencana Dipercepat

312 40 18
                                    

Saya penasaran. Apakah ada sebagian dari Pembaca yang mulai membaca cerita ini langsung ke volume 3 tanpa membaca volume 1 dan 2 terlebih dahulu? Saran saya, mulai baca dari volume 1 agar memahami ceritanya dari awal.

Ok, selamat membaca!
___________________________________________

"GRAAOOORRH!!!"

*Whoosh... Whoosh... Whoosh...*

Naga itu meneriakkan raungan terakhirnya sebelum benar-benar terbang jauh.

"Woooiii! Tungguuu!!! Guuu... Guuu... Guu..." Gema suara Arka pun semakin lama semakin lirih, seiring dengan lenyapnya bayangan tubuhnya dari pandangan semua orang.

***

"Fyuuhh... Rupanya, aku punya bakat jadi bintang pilem. Harusnya dulu aku sekolah akting aja, nggak usah sekolah kedokteran."

Aku dan Cyane terus mengikuti kemana Death Bone Dragon menuntun. Setelah beberapa lama terbang, Death Bone Dragon mendarat di suatu daerah yang sangat sunyi dan sepi. Di sekitarnya dikelilingi bukit dan tanaman yang rimbun.

Naga itu mematung di tempat mendaratnya. Perlahan, energi magic yang dimilikinya memudar dan terurai ke alam. Monster core di dalam rongga dadanya pun berubah menjadi benda mati yang sama sekali tidak memiliki kekuatan ataupun pancaran sinar energi.

Naga yang sebelumnya terlihat sangat besar, kuat, dan mengintimidasi itu, sekarang hanyalah setara dengan fosil dinosaurus di museum. Hanya meninggalkan kata-kata sejarah, sama sekali tidak membawa harapan akan masa depan.

"Eh?"

Ketika aku mencoba menyentuh fosil kadal raksasa itu, seluruh tubuhnya langsung runtuh menjadi debu dan pasir. Tubuh raksasa itu menjadi sebuah gundukan pasir besar. Sebagian dari debunya hilang tertiup angin. Di saat yang sama, aku mendengar sebuah suara wanita di dalam pikiranku. Suara yang sangat anggun dan tenang namun membawa kekuatan besar, mampu membuat semua makhluk yang mendengarnya menjadi tertunduk dalam takluk.

'Arkanava...'

'Y-Yang Mulia Vioraze...'

'Kamu bisa datang ke ruang singgasanaku sekarang.'

'Baik, Yang Mulia. Hamba mohon izin untuk menggunakan Teleportation Gate.'

'Tidak perlu. Lihat di belakangmu.'

Ketika aku melihat ke belakang, aku tersenyum miris. Kenapa? Karena aku melihat sebuah gerbang teleportasi yang memiliki energi magic jauh lebih kuat daripada yang kumiliki, sudah berdiri terpampang di belakangku. Tidak heran. Karena Vioraze sendirilah yang memberikanku kekuatan untuk membuat Teleportation Gate. Ya, tentu saja, tapi tetap saja aku jadi merasa begitu rendah haha...

"Terima kasih, Yang Mulia..."

Aku dan Cyane memasuki gerbang magic tersebut. Sedetik kemudian, kami berdua telah tiba di ruang singgasana Vioraze. Ruang yang selalu sama setiap kali aku kemari. Dan... Ruang yang sangat nostalgia. Karena di ruangan ini, di hadapan Vioraze, lamaranku diterima oleh Ren dan Syla.

*Brukk!*

"Uhggg..."

Cyane terjatuh di lantai dalam posisi merangkak. Wajahnya pucat, nafasnya terdengar begitu berat dan sesak. Kedua tangan yang menopang tubuhnya mengalami gemetar hebat. Tak lama lagi, tangan itu akan layu dan tak mampu menahan berat tubuhnya lagi.

Bagi Cyane, pasti ini baru yang pertama kalinya ia memasuki ruang singgasana Vioraze. Dia belum pernah merasakan Dragon Aura sehebat ini sebelumnya. Dragon Aura dari seekor Superior Dragon pun sangatlah kerdil di hadapan kehadiran God Dragon yang kekuatannya sudah setara dewa. Akibatnya, Cyane langsung syok, gemetar, lemas, dan merasakan mual yang hebat. Tapi dia berusaha sekuat tenaga menahannya agar tidak muntah di hadapan God Dragon.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now