Ch. 23 - Pelajaran Tambahan

410 60 8
                                    

Sumpah, hampir ngedrop badan ini karena mengurusi tentang pencegahan corona di area perusahaan. Semua telpon dari departemen lain selalu berdatangan tidak peduli siang atau malam. Penyusunan prosedur pelaksanaan pencegahan corona juga tumpah-tumpah. Dan setelah semua prosedur itu selesai saya buat, malah perusahaan yang tidak siap dengan fasilitas dan peralatannya. Semoga fisik tetap kuat. Saya tidak bisa memaksakan diri untuk kerja terlalu berat. Mohon doanya supaya saya tidak jatuh sakit...
____________________________________________

"Bocil-bocil lemaaah! Kumpul!"

Aku memanggil para Siswa yang baru saja selesai makan malam. Mereka sudah disuguhkan makan sejak awal kedatangan mereka di camp darurat ini karena aku yang meminta. Lumayan juga sikap disiplin mereka. Bisa makan dengan cepat saat sedang menjalankan tugas seperti ini.

Eh, ralat. Ada satu orang yang belum selesai makan. Anak gadis imut berkuping lancip, campuran antara Manusia dan Elf. Iya, si Anvily. Tapi itu masih wajar. Karena dia masih di tahun pertamanya di akademi. Jadi pastinya dia belum mendapat pendidikan disiplin militer seperti yang sudah berada di tahun kedua.

Tapi berbicara tentang anak tahun pertama, Logavi juga masih tahun pertama dan makannya cepat. Hmm bisa jadi selama hidupnya dia memang sudah sering mengerjakan misi? Ah, nanti saja itu. Bukan itu yang harus kupikirkan sekarang.

"""Siap, Pelatih!""" Mereka menjawab perintahku serempak, dan langsung berkumpul di hadapanku.

Kecuali Anvily, yang masih berusaha menelan bulat-bulat makanan yang ada di mangkuknya.

"Anvily, santai aja makannya. Kamu tinggal di camp ini. Karena tugas buat kamu nggak kayak yang lainnya."

"T-tewiwa hahih, hewahih!" (Terima kasih, pelatih)

Anvi menjawab dengan mulut yang masih penuh. Sedikit remahan makanan tak sengaja tersembur dari mulutnya ketika ia berbicara. Lucunya... Ingin rasanya kujejalkan Hercules Junior di dalam celanaku ini ke dalam mulutnya... Eh. Aku berpikir seperti freak hentai lolicon.

"Enam dari kalian bakal dapet pelajaran tambahan untuk hari ini. Tapi ini nggak main-main loh... Kalian berenam, dengan dikawal oleh Ruby dan Cyane, akan melawan sekitar 50 Demihuman yang sedang bergerak kesini untuk nyerang. Sebelumnya, aku mau nanya. Siapa di antara kalian yang udah pernah ngebunuh Manusia atau Demihuman?" Ucapku.

Setelah beberapa detik, hanya dua di antaranya saja yang mengangkat tangan. Alex dan Logavi. Alex... Tidak heran. Tapi yang lumayan mengejutkanku adalah Logavi. Ternyata bocah pendiam semuda itu sudah punya pengalaman membunuh Manusia atau Demihuman.

Baguslah. Berarti, bagi empat Siswa lainnya, yaitu Felsy, Revon, Androa, dan Halea masih belum memiliki pengalaman bertempur sesungguhnya. Berarti pelajaran kali ini bakal sangat bermanfaat bagi mereka.

Aku akan mendidik jiwa-jiwa muda yang dapat membunuh tanpa rasa ragu. Muwahahaha!

Err... Pikiranku sudah semakin mirip seorang Demon Lord saja...

"Ok, lumayan. Ini buat kalian latihan menjadi seorang Ksatria sejati. Kalian HARUS bisa membunuh Demihuman itu. Jadi, ini yang harus kalian lakukan..."

Aku memberikan pengarahan singkat kepada para Siswa. Intinya, aku menunjukkan arah serangan para Demihuman darimana, lalu perintah menyerang, dan kapan harus mundur. Simple saja. Karena aku sendiri memang bukan Jendral Perang.

***

"Kalian beneran masih kuat?" Tanya Revon ketika semua Siswa Kelas Z sedang berjalan di tengah hutan menuju arah Demihuman yang telah ditunjukkan oleh sang Pelatih.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now