Ch. 66 - Sebuah Solusi

204 33 63
                                    

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG KE-75!

Selamat membaca!
_____________________________________

Fuck fuck fuck! Bagaimana... Bagaimana cara mengatasi ini? Yang mampu bertarung melawan mereka praktis hanya aku, Syla, Aesa, Ruby, dan Cyane. Sedangkan jumlah mereka seratusan. Meskipun aku dan Syla menggunakan kekuatan penuh, tangan kami tidak akan mampu mengurus mereka semua. Belum lagi ada Holy Titan yang tentunya akan sangat merepotkan. Pasti akan banyak korban dari kami!

Sedangkan, Raja Arthos dan keluarga royal Kerajaan Balvara harus dilindungi. Karena kalau sampai mereka mati, Kerajaan akan kacau-balau. Tidak ada yang memimpin, sehingga dapat menimbulkan pemberontakan dimana-mana. Tapi sebenarnya bukan nasib kerajaanlah yang aku khawatirkan. Melainkan Raja Arthos dan keluarganya sendiri. Aku sudah cukup dekat dengan mereka dan mereka sudah banyak sekali membantuku dalam kehidupan ini. Aku bukan orang yang tak tahu balas budi.

Bagaimana ini...

*Plok*

Sebuah tangan menepuk pundakku dari belakang. Memecahkan lamunanku. Aku menoleh ke pemilik tangan itu. Tangan halus dan lembut yang menepuk pundakku, adalah tangan Syla.

"Ar, apapun yang mau kamu lakuin, aku akan selalu ada di sisimu. Meskipun itu neraka, aku akan terbakar di sana bersamamu. Kamu cuma perlu melakukan apa yang ingin kamu lakukan." Ujar Syla dengan senyuman khasnya yang sangat kubutuhkan untuk menenangkanku di saat-saat seperti ini.

"Arka... Aku akan membantumu dengan seluruh yang aku miliki." Ren juga memberikan dukungan moril untukku.

"Syla... Ren..." Ucapku.

"""Pelatih Arka! Kami ingin membantu!""" Semua siswaku berbicara serentak. Tak tampak sedikitpun keraguan di wajah mereka.

"Tapi... Kalian masih lemah! Kalian mau mengantar nyawa ke sana!?" Aku merespon perkataan mereka dengan lantang.

"......" mendengar jawabanku, mereka hanya diam.

Aku bingung dengan apa yang harus kulakukan. Namun, aku harus cepat memutuskan sebelum para Tentara Langit itu menyerang kami. Situasi seperti ini sungguh membuatku depresi. Bagaimana aku bisa berpikir jernih kalau didesak oleh keadaan seperti ini!?

"Arka..." Tiba-tiba Ren memegang wajahku dengan kedua telapak tangannya yang mungil dan hangat. Ia mendekatkan bibirnya kepadaku, memejamkan matanya. Lalu sesaat kemudian, bibir Ren sudah mengecup bibirku.

Aku terkejut, terbelalak. Seketika, otakku terasa jernih. Kecupan Ren barusan seakan mengalirkan listrik yang membangunkan seluruh sel-sel saraf di otakku. Sihir apa yang digunakan Ren!? Apa di liur yang membasahi bibirnya sudah di-charge dengan listrik seperti cairan aki? Atau... Dia bisa mengeluarkan magic listrik? Tidak mungkin. Karena satu-satunya magic yang dapat digunakan Ren adalah Trans-Dimensional Storage. Itupun pemberian dari Vioraze.

Setelah selesai mengecup bibirku, Ren berbisik, "tenang dulu, suamiku. Pasti ada solusinya." Kemudian ia tersenyum padaku.

Usai mendengar ucapannya, aku menarik nafas panjang dan menghela perlahan. Aku merasakan oksigen yang mengalir ke seluruh pembuluh darah di otakku mulai membuka lorong-lorong ide yang dari tadi seperti tersumbat.

Aku diam untuk beberapa saat. Fokus memikirkan solusi untuk situasi ini. Aku bahkan bisa mengabaikan keberadaan Tentara Langit itu selama otakku merumuskan algoritma untuk mengatasi masalah yang sedang kami hadapi saat ini.

Mulai dari sumber masalah, yaitu para Tentara Langit. Mereka kuat, dan jumlahnya lebih dari seratus. Kemudian bosnya, besar dan kuat. Kemudian, kekurangan kami saat ini adalah minim personil yang dapat mengimbangi kekuatan tempur musuh.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now