Ch. 16 - Kelakuan Remaja

507 53 3
                                    

*Syuuuu*

Anak panah beracun melesat cepat ke arah punggung Lukas yang tak menyadari hal tersebut.

Wajah Kobold, Demihuman yang menyerupai anjing yang telah menembakkan panah tersebut terlihat seperti ia sedang tersenyum. Di dalam hatinya, ia merasa bahwa dia telah membalaskan kematian teman-temannya dengan membunuh orang yang telah membunuh mereka.

*Jleb*

Anak panah menancap di punggung kiri Lukas. Lebih dari yang diharapkan sang Kobold, anak panah itu menembus tepat pada lokasi dimana jantung Lukas berada. Dengan critical hit seperti itu, racun yang telah dilumurinya hanya menjadi hiasan saja. Musuhnya akan mati hanya dengan tusukan anak panah itu saja.

Namun, racunnya tetap memberikan efek seperti yang seharusnya. Selain menusuk jantung Lukas, darah juga mengalir dari semua lubang di tubuh Lukas, termasuk pori-porinya. Seluruh tubuh Lukas yang telah berlumuran darah Kobold yang mulai mengering, kini dibasuh lagi oleh darah segar miliknya.

Sayangnya, hal seperti itu hanya terjadi di dalam pikiran sang Kobold. Karena sebelum anak panah mengenai Lukas...

"Tak akan kubiarkan! Phoenix Flame!!!" Teriak Fiana yang sudah berada dekat dengan Lukas.

"Fi-!" Teriakan Garen yang ingin menghentikan Fiana terhenti.

Sesaat sebelum menyelesaikan interupsinya, ia berpikir bahwa jika dia berada di posisi yang sama dengan Fiana, maka dirinya akan melakukan hal yang tak jauh berbeda. Karena, hutan yang terbakar akibat fire magic tingkat atas itu masih bisa ditumbuhi tanaman lagi. Tapi sahabat yang mati tak dapat ia hidupkan lagi.

*Whoooozzzsssshhh*

Burung api lepas landas dari kristal merah yang terdapat di ujung gagang Blood Fang, dagger kesayangan Fiana yang memiliki afinitas tinggi terhadap fire magic. Sebagian besar karena adanya kristal merah delima di ujung gagangnya.

Burung api tersebut menelan anak panah yang ditembakkan Kobold. Membuatnya menjadi serpihan arang dan logam cair yang terurai dan jatuh ke tanah.

Tak sampai di situ saja, burung api tersebut terus terbang dan berbelok ke arah Kobold yang berusaha membunuh Lukas barusan.

*Blaaarrr*

Kobold itu hangus terbakar sampai ke organ dalamnya. Darah di tubuhnya langsung menguap semua. Tulang dan dagingnya menjadi ampas arang yang sudah habis terbakar dalam sekejap. Menyisakan bau busuk hangus di udara.

Apakah burung api yang ditembakkan Fiana berhenti di situ? Naif sekali jika ada yang berpikiran demikian. Karena, burung api tersebut terus terbang dan berbelok menuju dua Kobold yang baru saja keluar dari persembunyiannya untuk menyerang.

Fiana tidak memiliki Dex setinggi Lukas untuk dapat mengetahui lokasi persembunyian musuhnya hanya dengan sekali lirik. Tapi, dengan keluarnya para Kobold dari persembubyiannya, Fiana bisa melihat semuanya.

"Mati kalian semua anjing brengseeekkk!!!" Teriak Fiana penuh amarah sambil terus mengendalikan Phoenix Flame.

Dua Kobold yang tersisa sudah menandatangani surat kematian mereka sendiri. Dalam sekejap, jiwa dan raga mereka terbakar menjadi abu busuk oleh Phoenix Flame Fiana. Dengan demikian, semua tanda kehidupan dari para Kobold yang menyerang pasukan sudah teranihilasi.

Fiana sang Monster Neraka telah menunjukkan taringnya. Taring yang membara dan dipenuhi amarah yang berkobar. Semua Tentara Kerajaan dan Petualang yang menyaksikan amarah Fiana hanya bisa tercengang dan membisu. Jangankan membantu. Malah mereka sama sekali tidak sempat berbuat apa-apa. Hanya bisa menonton atraksi yang dipertontonkan oleh Lukas dan Fiana.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyKde žijí příběhy. Začni objevovat