Ch. 21 - Kurang Sempurna

432 53 8
                                    

Masih berkutat dengan membaca novel. Saya mengesampingkan penulisan novel ini dulu, jadi jarang update. Semoga saya dapat banyak inspirasi dari novel yang saya baca agar bisa membuat cerita ini jadi lebih menarik.

Selamat membaca!
_____________________________________________

Dua Ekor Giscor sudah enraged!

"SEMUA MENJAUH!!!" Revon berteriak sambil berlari menjauhi dua Giscor yang sedang mengamuk.

Mendengar instruksi dari Revon, Siswa lain juga ikut menjauh dari area sekitar Giscor.

Ketika Giscor mengamuk, mereka tidak akan terpengaruh oleh serangan-serangan biasa yang tidak memberikan damage fatal. Mereka akan terus menyerang secara membabi buta dan lebih agresif.

Jika sebelumnya serangan-serangan dari Halea dan Alex mampu menahan mereka untuk tidak menyerang, kali ini semua itu tak lagi berguna. Ini artinya, Giscor-Giscor itu hanya bisa dikalahkan dengan satu serangan terkuat dari Alex ataupun Revon.

"Semuanya! Berikan aku waktu!" Alex meminta semua rekannya untuk menahan para Giscor selama dia mempersiapkan skill magic tingkat atas yang mempu membunuh kedua Giscor itu sekaligus.

"Ayo, teman-teman! Serang bersama-sama dengan seluruh kekuatan!" Revon mengajak yang lainnya untuk menyerang Giscor agar memberi kesempatan bagi Alex, sang Mage dengan DPS terbesar di Kelas Z.

"""HAAAAAAAHHHH!!!""" Semua berteriak dan mulai menyerang sekuat tenaga mereka.

Revon dan Felsy berada di depan, mengunci aggro dua monster tersebut. Mereka menghindar, menghindar, dan menghindar dari serangan Giscor sambil sesekali memasukkan serangan yang ringan agar dapat ditarik dengan mudah untuk kembali menghindar.

Androa membidik bagian punggung dan ekor dari salah satu Giscor agar Revon dan Felsy tidak terkena efek samping dari ledakan Explosive Vial miliknya. Tapi, tetap saja beberapa kali masih ada tembakan yang sedikit meleset dan menambah kerjaan Revon dan Felsy untuk menghindarinya.

"Light Beam!" Anvily ikut mengeluarkan serangan light magic.

Skill tersebut menggunakan energi magic cahaya yang dikonsentrasikan untuk menyerang suatu titik yang telah ditentukan oleh penggunanya. Dalam hal ini, Anvily mencoba memfokuskan serangan pada bagian wajah Giscor.

Secara logika, light magic tidak akan memberikan damage signifikan kepada monster selain Undead dan Demon. Tapi, Anvily tetap menggunakannya untuk memanfaatkan efek debuff dari skill tersebut, yaitu blind.

Cahaya pekat menyilaukan yang jatuh ke wajah Giscor, membuatnya menjadi silau. Dengan konsentrasi cahaya yang sangat tinggi, malah akan menghasilkan efek kebutaan selama beberapa saat.

Dengan Giscor yang telah terkena debuff kebutaan tersebut, otomatis serangannya menjadi sulit untuk mengenai targetnya. Revon dan Felsy akan lebih mudah untuk menghindari serangan Giscor.

Setidaknya, itu yang diharapkan oleh Anvily.

"Anvi! Stop! Aku jadi silau!" Felsy protes karena dia juga terkena efek silau.

"Matakuuu! Matakuuuu! Aaaaaaaa!" Sedangkan Revon malah sempat terkena Light Beam dengan telak saat dia sedang menyerang kepala Giscor.

"EH!? M-m-maaf!!" Anvily langsung menghentikan skill Light Beam.

Halea yang pada awalnya hanya menyerang dengan wind magic kentang, menjadi kesal karena magic-nya sama sekali tidak bisa menembus kerasnya kulit Giscor. Akhirnya dia mengangkat halberd lalu maju untuk membantu Revon dan Felsy.

Dari sudut lain, Logavi secara terus-menerus melakukan spam skill Frost Shot. Setiap tembakan Frost Shot akan membawa magic elemen air yang sangat dingin. Setiap kali tembakan itu mendarat, akan membuat bagian tubuh yang terkena tembakan akan membeku seketika.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now