Ch. 73 - Musnahkan!

177 31 4
                                    

Ahh... Cuacanya gerimis dan hawanya dingin... Sempurna... Tapi sayangnya... Saya harus tetap kerja.

Selamat membaca!
_____________________________________

B-bagaimana cara untuk 'menggunakan' kedua istriku, Yang Mulia Vioraze?

"Hahh... Arkanava Kardia... Kau...... Tinggal meminta seluruh jiwa dan raga mereka untuk diserahkan dan dipasrahkan kepadamu. Lalu cium mereka."

B-begitu saja, Yang Mulia?

"Tidak semudah itu. Karena, kalau ada sedikit saja keraguan ataupun rasa enggan, maka tidak akan terjadi apa-apa."

Semudah... Itu? Te-terima kasih, Yang Mulia! Kalau begitu, hamba akan langsung mencobanya!

***

"Arkaaa! Arkaaa jangan tinggalin akuuu!"

Teriakan Syla adalah yang pertama kudengar bahkan sebelum aku membuka mata setelah jiwaku kembali dari singgasana Vioraze. Jangan tanya kenapa jiwaku bisa sampai sana, karena aku pribadi tidak tahu jawabannya. Tapi yang jelas, aku sudah kembali, dan aku harus bergerak cepat sebelum semuanya terlambat.

"Syl, aku belum mati loh..." Kataku.

"Eh!? Arkaaa! Syukurlaaah!" Respon Syla.

"Btw, kamu udah nganggep aku mati, ya? Kamu mau bawa aku kemana? Mau nguburin aku? Mau kremasi jasadku? Atau... Mau dihanyutin ke samudera?" Aku berkelakar sedikit kepada Syla sambil tersenyum.

Dan jawaban Syla, diluar dugaanku. Dia menjawab dengan nada dan ekspresi serius, namun . "Uhm... Rencananya sih mau aku awetin aja terus aku jadiin patung buat ditaroh di mansion. Biar aku selalu bisa ngeliat Arka tiap hari. Bilang selamat pagi dan selamat malam tiap hari. Nanti aku kasih parfum favorit Arka biar tiap kangen kamu bisa aku peluk dan wanginya jadi kayak kamu... Terus rencananya kalo aku mati suatu hari nanti, aku minta dikuburin bareng jasad Arka yang udah diawetin itu. Aahh... Indahnyaa... Kita bakal selalu bersama dalam hidup dan mati..."

Anjir. Otak istriku kok begini ya? Kayaknya jiwa Syla udah bener-bener terguncang barusan. Ditambah lagi dia memang sedang dalam mode yandere akut.

"Syl, serius kamu udah mikirin sampe sejauh itu? Istriku yandere akut... Kita harus ngobrol empat mata abis ini, Syl."

"E-eh? Yandere? Apa itu yandere?"

"Entaran aja jelasinnya. Sekarang, ada yang lebih penting lagi yang harus kita lakuin."

"Kita?"

"Iya, kita. Aku, kamu, dan Ren."

"NGGAK!!! Arka, aku nggak mau kehilangan kamu lagi walopun cuman beberapa detik! Aku nggak bisa hidup tanpa Arka!" Syla otomatis histeris.

Kalau yang berbicara seperti itu adalah gadis entah siapa, aku akan berpikir bahwa itu adalah gombal bullshit. Tapi setelah melihat sedikit cerminan jiwa Syla barusan, aku sadar. Itu bukanlah omong kosong. Syla bisa gila kalau aku mati. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dia bisa bunuh diri karena depresi yang dideritanya akibat kematianku.

"Gimana kalo kubilang kita bakal menyatu?" Kataku, tenang.

"Menyatu? Maksudnya gimana?"

"Nggak ada waktu buat ngejelasinnya. Sekarang, aku minta kamu serahkan dan pasrahkan seluruh jiwa maupun ragamu buat aku. Boleh?"

"Hmmm... Kamu gimana sih. Tanpa kamu bilang gitupun, aku udah nyerahin seluruh jiwa ragaku buat kamu." Syla berbicara seolah dia kesal karena aku tlseperti tidak mempercayainya.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyOnde histórias criam vida. Descubra agora