Ch. 19 - Pelajaran Pertama

470 62 11
                                    

PENGUMUMAAAAN!!!
Author sedang sibuk membaca novel "Dragon King Son-in-Law", jadi setelah ini mungkin akan lebih jarang update sampai selesai membaca novel itu. Mohon bersabar, ya... Terima kasih!
_____________________________________________

"Apa ini?" Tanya Logavi.

"Ugh, kok pakaiannya ketat gini? Memangnya ini kuat?" Revon tak menjawab, tapi malah menambah pertanyaan.

*Prekk*

Revon menarik bagian perut dari pakaian hitam yang dikenakannya, lalu melepaskannya. Menguji keelastisan dari pakaian hitam yang diberi oleh Pelatih Arka.

"Hmh! Hanya satu cara untuk memastikannya. Alex!" Androa menatap tajam ke wajah Revon.

"E-e? A-apa itu, Roa?" Revon sedikit ragu, dia sudah membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya beberapa saat lagi.

"Ha." Alex mengangguk tanda dia mengerti maksud Androa. Kemudian tanpa ragu ia melepaskan skill fire magic tingkat bawah ke arah Revon. "Fire Bolt."

*Darrr!*

Bola api kecil ditembakkan ke arah perut Revon yang sudah mengenakan pakaian ketat yang pembagian dari Arka sebelumnya. Ledakan yang ditimbulkan dari Fire Bolt ketika menabrak perut Revon memang tidak kecil. Tapi tidak akan memberikan damage fatal atau kritis kepada Revon karena Alex sudah mengatur pengeluaran energi magic-nya seminimal mungkin.

"MATI AKU MATI AKU MATI AKUUU!!!" Revon berteriak karena kaget perutnya tiba-tiba ditembak oleh Alex. Tapi setelah beberapa detik tidak terjadi apa-apa, bahkan terbakar pun tidak, Revon kembali berbicara, "loh? Nggak kerasa apa-apa..." Kata Revon sambil meraba-raba bagian perutnya yang masih seratus persen utuh.

"Revon, sekarang tebas aku dengan pedang tumpulmu itu." Androa berkata dengan nada sedikit mengejek.

"Hah! Jangan menyesal ya kamu nanti, Roa! Heyaaah!" Revon langsung mengayunkan greatswordnya ke dada Androa.

*Whuuutt*
*Crangg!*

Bagaikan logam beradu dengan logam, sisi tajam pedang Revon hanya menggesek pakaian hitam yang sudah dikenakan oleh Androa. Gesekan itu menghasilkan percikan kembang api kecil saat kontak, namun pakaian hitam yang dikenakan oleh Androa masih terlihat seperti baru saja keluar dari pabrik. Bersih. Tanpa ada noda goresan sedikitpun.

"Luar biasa..." Logavi takjub ketika melihat itu semua dari salah satu sudut ruang ganti.

"Gila ini... Apa tadi namanya kata Pelatih Arka? Exhaust Fan?" Revon melihat dan menggenggam pakaian hitam yang sedang dikenakannya.

"Goblok. Exoskeleton." Androa menimpali.

"Ya, maksudku itu. Beda tipis soalnya..."

"Beda tipis, telingamu budeg!?"

"Hahhh... Bodoh kronis stadium 4." Alex lelah menanggapi Revon.

"Terbukti. Exoskeleton ini emang punya Def dan Mdef yang tinggi banget. Ditambah lagi, rasanya sangat nyaman pas dipake. Ringan, nggak ngeganggu gerakan badan kita." Revon menyimpulkan berdasar apa yang dirasakannya sendiri, ditambah percobaan singkat barusan.

"Brengsek. Orang itu... Pantas mereka kuat sekali. Armor mereka saja setangguh ini. Bahan seperti spandex yang sangat elastis, nyaman dikenakan, dan memiliki Def dan Mdef yang tinggi. Brengsek, mati saja mereka." Alex berbicara sendiri, menyumpahi para Pelatih baru karena sebuah alasan personal.

"Spandex? Apa itu, Lex?" Tanya Androa yang mendengar monolog dari Alex.

"Ah, tidak... Itu istilah di kampung halamanku untuk bahan pakaian yang bisa memanjang seperti ini." Jawab Alex.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now