Ch. 29 - Konspirasi Kelabu

414 52 8
                                    

Coronaaaa kau membuatku gilaaaa!!!

Karantinakan saja aku daripada aku harus terus bekerja menghadapimuuu! Biar aku bebas goler-goler di kamar siang malam sambil menikmati duniaku sendiri, anjeeeeng!

Aku ingin melambaikan tangan ke kamera, tapi kamera selfie membuatku jadi tambah tampan! Nggak nyambung dengan topiknya bangsat.

#dokterbukanMCisekaiOP
#curhatanyangtakkandidengar
____________________________________________

"GRRRAAAAAAAAHHHH!!!"

*Dhuaaarrr daaarrr daaaarrr blegaaaarr!*

Dari arah selatan Kota Arvena, seekor monster besar mengamuk. Besar? Bukan. Ukurannya tak lagi pantas untuk dikategorikan sebagai 'besar'.

Dengan tinggi mencapai 100 meter, monster ini hanya dapat dikatakan sebagai raksasa yang sangat besar. Tubuhnya berwujud humanoid. Namun seluruh tubuhnya terbuat dari pasir dan batu yang mengeras.

Konon, dahulu kala, monster yang digambarkan menyerupai monster itu juga pernah muncul. Kisahnya menceritakan tentang adanya sosok dewata yang selalu dipuja oleh masyarakat yang tinggal di padang pasir. Orang-orang pernah memanggilnya dengan sebutan Dewa Pasir. Monster itu bernama Geodam.

Geodam sebenarnya bukanlah dewa. Dia hanya monster yang berada di kelas B. Tapi karena kekuatannya hanya sedikit di bawah kekuatan seekor Superior Dragon seperti Salamander atau Leviathan, di mata manusia biasa itu adalah 'setara dewa'.

Sudah lama sekali semenjak terakhir kali ia mengamuk dan keluar dari tempat bersemayamnya di dalam gua besar yang terletak dalam di bawah padang pasir. Terakhir kali dia mengamuk adalah ketika ia merasa terganggu akibat pembangunan pemukiman yang terletak di atas tempat bersemayamnya.

Dan akibat dari amukannya yang terjadi ratusan tahun lalu, sebagian besar penduduk yang bermukim di area itu meninggal. Tempat itu kini hanyalah sebuah area reruntuhan di tengah padang pasir tandus. Tak ada lagi yang berani mengganggu Geodam. Geodam pun beristirahat dengan damai di gua bawah tanah favoritnya, sampai beberapa menit yang lalu.

Lalu, apa penyebab amukan monster itu sekarang?

***

"Lapor, Yang Suci Xerzo. Misi telah dilaksanakan. Makhluk raksasa di Death Sand Ruins telah menunjukkan gejala akan mengamuk sebentar lagi."

Seorang Priest dengan jubah suci khas Pengikut Religi Gaean berlutut di depan seseorang yang mereka agungkan sebagai Pemimpin Organisasi Religi Gaean. Organisasi tersebut merupakan organisasi besar yang memiliki umat terbanyak di Benua Erith.

Sebagian besar manusia di Benua Erith adalah pengikut taat dari ajaran Gaean, ajaran religius yang memuja Dewi Gaea sebagai Tuhan mereka. Organisasi itu memiliki kekuatan yang sangat besar di dalam kehidupan sosial manusia maupun dalam hal politik yang ada di seluruh Benua Erith.

Kerajaan Elysium, Balvara, Goliath, dan juga Krauzer adalah empat kerajaan manusia yang eksis di Benua Erith. Sebagian besar penduduk di kerajaan-kerajaan tersebut adalah pengikut Gaean.

"Hm. Bagus. Kalian sudah memastikan untuk meninggalkan jejak menuju Knight Academy Balvara, bukan?"

"Semua sudah dilaksanakan seperti yang sudah Yang Suci Xerzo perintahkan sebelumnya."

"Apa kalian juga sudah memastikan bahwa Arkanava Kardia dan teman-temannya sedang bertugas di sana saat monster itu mengamuk di Kota Arvena?"

"Informasi terakhir yang kami dapatkan adalah, Arkanava Kardia sedang berada di Hutan Goturg. Tapi dia akan kembali ke Kota Arvena dalam waktu dekat. Dan saat dia kembali, semuanya akan sudah terlambat, Yang Suci Xerzo. Di saat itulah dia akan mengamuk dan menunjukkan wajah aslinya yang akan dilihat oleh orang banyak, yang sebagian besar merupakan pengikut Gaean. Dengan begitu, kita akan mendapat dukungan dari seluruh pengikut kita untuk memusnahkan iblis berwajah manusia itu." Jelas Priest tersebut.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now