Ch. 69 - Bunuh Mereka Lagi

180 28 4
                                    

Halo semuanya! Bagaimana ceritanya sampai di chapter ini? Saya masih belum memutuskan endingnya mau bagaimana. Saya mau cerita ini sesimpel mungkin, untuk jadi bacaan ringan saja. Tapi makin kesini saya menjadi semakin kehabisan ide hahaha... Dan mulai bosan juga mengetik cerita. Mungkin setelah volume ini, saya puasa mengetik cerita dulu untuk waktu yang lama.

Tapi sekarang, silahkan dibaca dulu. Jangan lupa vote dan komentar ya...
______________________________________

*Ssshhiiiinn!*

Cahaya terang berintensitas tinggi menyinari lokasi peperangan. Syla dan yang lainnya dipaksa untuk menutup mata mereka karena cahaya tersebut begitu terang dan menyilaukan. Bukan. Menyilaukan bukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan intensitas cahaya tersebut.

Cahaya tersebut sunggu menyakitkan bagi mata. Seperti seratus kali sengatan terik matahari kepada mata telanjang. Untuk beberapa detik, Syla dan pasukannya hanya bisa melindungi mata menggunakan kedua tangan mereka. Karena kelopak mata tak sanggup menghalau jatuh sinaran tersebut pada makula retina mata mereka. (Makula adalah sebuah area di retina mata, tempat menangkap gambar dari penglihatan pusat yang dilihat manusia)

"Aaarrgh! Cahaya apa ini!?"

"Silauu! Jauh lebih menyilaukan daripada skill Anvily!"

"Tutup mata kalian! Cahaya sekuat ini dapat merusak mata kalian!"

"Gaaaahhh! Mataku sakiiit!"

Mereka yang terlambat menutup mata, mulai merasakan pedihnya akibat tersinari oleh cahaya itu.

Beberapa detik berlalu tanpa mereka dapat berbuat apapun. Dan setelah cahayanya meredup kemudian hilang, barulah mereka dapat membuka mata secara perlahan. Namun, betapa kagetnya mereka ketika membuka mata.

Karena yang mereka lihat adalah...

Semua Holy Shuja sudah kembali dalam kondisi sempurna seperti di awal sebelum bertempur. Armor yang lecet dan bengkok sudah kembali seperti semula, mulus dan berkilau. Termasuk beberapa yang sudah dibunuh, mereka hidup kembali dan siap mepanjutkan pertarungan. Hal tersebut, membuat mereka menyimpulkan satu hal...

"Monster itu bisa memberikan Heal kepada semua pasukannya! Bahkan yang sudah kita bunuhpun bisa dihidupkan kembali! Berhati-hati semuanya!" Syla meneriakkan pendapatnya.

Sia-sia. Semua yang mereka lakukan dari awal hingga membahayakan nyawa mereka sendiri, berujung sia-sia. Seperti berusaha memecahkan ombak yang pada akhirnya akan selalu muncul ombak baru. Seperti kembali ke titik nol setelah memeras otak mati-matian mengerjakan soal kalkulus karena salah menggunakan rumus. Seperti usaha keras untuk mendekati seorang wanita yang hanya diakhiri dengan kata-kata "kita temenan aja". Dan lebih parah lagi, apabila wanita itu mengatakan "aku sudah menganggapmu sebagai kakakku sendiri".

Pedih.

Syok.

Putus asa.

Dan kini, mereka harus bertarung melawan musuh mereka dari awal lagi. Dimana mereka sudah mulai lelah dan energi mereka tidak sebanyak di awal. Malah, beberapa siswa kelas Z yang tidak memiliki banyak Mana dari awalnya, sudah mulai kehilangan genggaman atas Mana Sheath mereka. Terlihat Mana Sheath yang menyelubungi tubuh mereka dengan energi magic sudah mulai meredup, tidak secerah di awal. Bahkan, Mana Sheath Androa dan Revon sesekali berkedip.

"Kalian semuaaa!!! Mana semangat juang kalian!!! Sebentar lagi Arka akan kembali dengan membawa bala bantuan!!! Tugas kita adalah menahan mereka sampai Arka tiba!!!" Syla mencoba mengembalikan semangat juang pasukannya yang sudah luluh lantak akibat fenomena yang terjadi barusan. Ia menambahkan, "kalau monster itu bisa menyembuhkan bahkan menghidupkan kembali pasukannya, KITA TINGGAL BUNUH MEREKA LAGI DAN LAGI!!!"

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now