Ch. 18 - Asrama Putri

476 66 7
                                    

"Namamu... Anvily, kan?"

"Loh, kamu nggak yakin kalo namanya Anvily, Lea?"

"Aku hanya memastikan."

Dua orang Siswi tahun kedua mendatangi salah satu kamar Siswi tahun pertama di Asrama Putri. Sepanjang lorong, kedatangan mereka berdua menjadi perhatian bagi para Siswi tahun pertama lainnya, bak super model yang melenggang di catwalk dalam ajang Paris Fashion Week.

Bukan berlebihan mengatakan demikian. Karena aura senioritas dari Siswi tahun kedua sangat terasa kuat di mata Siswi tahun pertama. Setiap langkahnya membawa serta keanggunan wanita bermartabat.

Setelah mereka berhenti di depan pintu yang terbuka dari kamar yang mereka tuju, salah satu pemilik kamar menyambut dan menyapa mereka dengan sopan.

Di asrama akademi, masing-masing kamar dihuni oleh 4 Siswa/Siswi yang berada di tahun ajaran yang sama. Mereka tidur di sepasang kasur tingkat yang telah disediakan di setiap kamar.

"Benar, Kak Halea, Kak Felsy. Namaku Anvily." Jawab Siswi yang menyambut mereka berdua.

"Oh, bagus. Kamu sudah hafal nama kami berdua." Tanggap Halea.

"Lea, santai aja napa... Nggak usah serem-serem gitu laaah... Anvi, kami boleh masuk?" Felsy menengok ke dalam kamar Anvily dari pintu.

"B-boleh, Kak... Tapi..." Anvily menjawab, lalu menoleh ke arah teman-temannya yang sedang berada di dalam kamar.

"Kalo gitu, aku keluar dulu, ya... Aku mau nyari bahan untuk eksperimen besok."
"Aku juga mau mengangkat jemuran..."
"Biar aku bantu mencari bahan eksperimennya!"

Ketiga orang teman sekamar Anvily langsung mencari alasan untuk pergi meninggalkan mereka.

"""Permisi, Kak...""" Ucap mereka serentak sambil meninggalkan kamar.

***

Eh? Kenapa dua Siswi tahun kedua yang ada di kelasku datang kesini? Apakah aku ada berbuat salah? Sepertinya dari pagi sampai sore aku hanya diam-diam saja di kelas. Kenapa, ya?

"Anvily."

"I-iya, Kak Halea?"

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

"Hei, Lea, jangan galak-galak dong... Santuy aja, santuy... Anak tahun pertama jadi ketakutan semua, tuh..." Kak Felsy mencoba membuat suasana jadi lebih santai.

"K-kalau begitu, si-silahkan masuk dulu, Kak Halea, Kak Felsy..."

Tenang... Aku tidak berbuat kesalahan apapun hari ini. Pasti mereka ingin mendekatkan diri sebagai sesama penghuni Kelas Z.

Aku mempersilahkan mereka duduk di meja lantai bundar yang di bawahnya beralaskan karpet. Meja ini, biasanya kami gunakan untuk duduk-duduk sambil minum dan mengobrol, sesama teman sekamar.

Kami bertiga duduk melingkari meja. Aku menyuguhkan cookies untuk mereka berdua. Lalu, tanpa basa-basi, Kak Halea langsung menuju poin yang ingin dibicarakannya.

"Anvily... Tadi kulihat kamu sangat ragu-ragu dan kebingungan saat menulis tentang dirimu di jam homeroom. Itu mengganggu pikiranku. Sekarang jelaskan, kenapa setelah Pelatih berbicara denganmu, kamu tiba-tiba bisa menuliskan semuanya dengan mudah?" Kata Kak Halea dengan tatapan tajam dan wajah sedikit diangkat.

Oh, ternyata itu... Walaupun dia terlihat galak, ternyata di dalam dia perhatian juga terhadap teman sekelasnya, dalam hal ini, aku. Tapi bagaimana aku harus menjawab pertanyaan itu?

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin