Ch. 27 - Tuan Tanah

385 54 12
                                    

Sudah mulai santai lagi. Sudah mulai bisa mengetik tanpa banyak gangguan lagi. Sehat-sehat ya semuanya!

Selamat membaca!

____________________________________________

"Halo, Raja Arthos!" Sapa Arka tanpa segan dan ragu kepada Raja Kerajaan Balvara, seperti teman dekat saja.

Arka pergi meninggalkan akademi setelah selesai melakukan sabung ayam atas Siswa di kelasnya. Revon melawan Halea. Yang akhirnya dihentikan Arka karena Halea sudah cukup babak belur sedangkan Revon hanya memar dan lecet yang tak seberapa.

Ya, kemenangan berpihak kepada Revon. Memang Revon memiliki keuntungan jika bertarung di dalam ring. Ia memiliki Strength (Str) yang sangat tinggi dengan Vitality (Vit) yang lumayan. Dengan adanya ring, otomatis tidak terlalu membutuhkan Agility (Agi) tinggi.

Sedangkan Halea adalah Dragoon, yang secara alami bertarung dari atas punggung naga. Dengan tak adanya naga tunggangan yang ikut dalam pertarungannya dengan Revon, terpaksa dia hanya menggunakan kekuatannya sendiri. Skill Spearman ditambah dengan skill Wind Magic dan Fire Magic tingkat bawah sampai menengah saja masih belum mampu mengalahkan Revon. Selain itu, Agility Halea yang lebih tinggi dari Revon pun tidak begitu bermanfaat di dalam ring yang sempit seperti ini.

Tentu saja, akan menjadi lain ceritanya jika mereka bertarung di alam terbuka dengan kekuatan penuh. Entah siapa yang akan menang dalam duel itu jika tidak dibatasi oleh pembatas ring bertarung.

Tapi, setelah puas bertarung, Arka memaksa mereka untuk berperilaku sportif. Mengakui kekalahan bagi yang kalah, dan tidak boleh sesumbar bagi yang menang. Selain itu, Arka menyuruh mereka berdua untuk melupakan permasalahan sebelumnya.

Tentu saja hal itu tidak akan semudah membalikkan telapak kaki. Eh, maksudnya telapak tangan, karena membalik telapak kaki agak susah. Tapi Arka menyelipkan ancaman bahwa jika mereka kembali ribut, Arka sendiri yang akan membuat mereka menyesal telah melanggar perintah Arka. Tentunya, sambil menggunakan Devil's Glare untuk membuat efek dari kata-katanya menjadi lebih dramatis.

Setelah itu, Arka mengizinkan semua Siswanya untuk beristirahat di asrama masing-masing selama sehari penuh. Kemudian ia pergi ke Istana Kerajaan Balvara untuk menemui Sang Raja.

"Oh! Arka! Bagaimana kabarmu? Apa Puteriku dapat mengikuti pelajaran dengan baik?" Basa-basi Raja Arthos kepada Arka.

"Sebenernya, aku sama sekali belum pernah ngajar si Liv. Baru juga dua hari hahaha..."

"Hahaha... Baiklah, baiklah... Sekarang... Ada keperluan apa kau datang kesini?" Tanya Raja Arthos.

"Wah, Raja Arthos ini bisa aja... Emang aku nggak boleh dateng kesini buat sekedar berkunjung aja?"

"Boleh, tentu saja boleh! Tapi, selama ini kau selalu menemuiku jika ada perlu saja, bukan? Hahaha..."

"Ehehe... Engg... Kalo dipikir-pikir, iya juga, yak..."

"Naah kaan hahaha..."

"Kalo gitu, langsung aja ya, Raja Arthos..."

Arka menceritakan tentang apa yang pernah dibicarakannya dengan para Demihuman di Hutan Goturg. Segala permasalahan mereka, dan semua alternatif dari rencana Arka dalam menanggulangi masalah tersebut.

Yang paling ditekankan oleh Arka adalah terkait rencananya untuk mengajari para Demihuman agar mampu memproduksi bahan pangan sendiri dengan cara bertani dan beternak. Raja Arthos mendengarkan dengan seksama.

"Jadi begitu, Raja Arthos..."

"Hmm... Sebelum aku menyampaikan pendapatku, bisakah kau tunjukkan kira-kira dimana posisi Desa Demihuman tersebut?"

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now