Ch. 38 - Revon vs Quinta

372 44 0
                                    

Sampai kapan Covid-19 mau seperti ini terus? Sampai kapan mau #dirumahaja ? Sampai kapan semua perekonomian mau hancur? Sampai kapan kita harus membatasi hubungan sosial dan menjaga jarak dengan sesama? Ratusan, ribuan, bahkan jutaan cinta harus membendung hasratnya. Entah berapa insan yang tersiksa karena sulitnya mencari recehan untuk ditukar dengan beras buruk. Mau sampai kapan? Kalau belum semua orang yang disiplin, sia-sia saja pengorbanan sebagian besar orang-orang ini. Lantas, sampai kapan kamu mau egois?

Selamat membaca.
_____________________________________________

*Zziiiiiiinnnggg... Zzzaaasshh!*

Revon mengambil inisiatif untuk menyerang duluan. Revon memahami bahwa ia akan lebih diuntungkan jika ia menggunakan serangan-serangan jarak menengah dan jarak jauh untuk melawan Quinta yang merupakan seorang Fighter Knuckle. Jadi Revon memutuskan untuk memulai pertempuran menggunakan skill Shining Ray Slash.

Revon mengimbuhkan energi magic elemen netral kepada greatsword miliknya. Seketika greatsword yang memiliki panjang 1.5 meter itu bersinar dan bertambah panjang menjadi 8 meter dan mengangkatnya ke atas. Tanpa melihat dimana posisi pasti dari Quinta, Revon mengayunkan pedangnya ke depan dan membelah batu besar di hadapannya.

Quinta melihat sinar yang menjulang tinggi tiba-tiba muncul dari balik batu di hadapannya. Dan sinar tersebut jatuh ke arahnya. Saat itu, Quinta menyadari bahwa itu adalah serangan dari lawannya, Revon, dan ia juga menyadari bahwa dirinya sedang dalam bahaya.

Untuk sesaat, Quinta berpikir bagaimana cara ia bertindak menghadapi serangan seperti itu. Dia dapat menangkisnya menggunakan Qi yang dimilikinya dan knuckle spesial yang digunakannya. Dengan menyalurkan Qi ke kedua knuckle-nya, ia yakin bahwa ia dapat menahan serangan seperti itu.

Tapi setelah mempertimbangkan lagi, Quinta tidak bisa langsung mengeluarkan kekuatannya dari awal. Dia ingat pesan dari Kakek Giryu yang sudah melatihnya ilmu bela diri. Jangan hadiahi musuhmu dengan menunjukkan kepadanya kekuatan yang kamu miliki, karena di saat musuhmu sudah memahami batas kekuatanmu, maka ia akan menemukan cara untuk mengalahkanmu.

"Hup!"

Karena itu, Quinta tidak jadi menggunakan Qi untuk menahan serangan Revon. Tapi dia hanya melompat ke kiri, berguling sekali, dan kembali berdiri memasang kuda-kuda.

*Srash!*

Hasilnya, batu besar yang ditebas oleh Revon menjadi terbelah dua dan sedikit terguling ke samping-sampingnya. Kini sudah ada celah yang cukup lebar untuk mengintip dimana posisi musuhnya saat ini.

Namun, di luar perkiraan Revon, musuhnya masih tidak terlihat. Malah sekarang dia lebih bingung lagi untuk menentukan posisi Quinta.

"Di balik belahan batu yang kiri, atau yang kanan?" Revon berkata di dalam hatinya.

Sementara Revon berpikir, Quinta tak hanya diam menunggu.

Quinta mengalirkan sedikit Qi ke kedua tungkainya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas kontraksi otot paha dan otot betisnya, mempercepat metabolisme untuk menghasilkan energi, dan vasodilatasi (pelebaran) pada pembuluh darah di sepanjang tungkainya.

Hal-hal tersebut menghasilkan peningkatan kecepatan lari yang signifikan. Ledakan akselerasi Quinta cukup mengejutkan semua siswa yang menonton. Mereka tidak menyangka, Gadis Setengah Demon semanis itu ternyata memiliki kemampuan fisik yang tidak dapat diremehkan.

Quinta pun berlari mengitari salah satu belahan batu untuk memperpendek jarak dengan Revon. Saat ini, Quinta masih berada di bintik buta Revon.

Revon masih belum mengetahui dimana posisi Quinta saat ini. Tapi dia akan celaka jika terlalu banyak berpikir ataupun menebak-nebak. Akhirnya ia putuskan untuk melompat ke atas salah satu belahan batu untuk mendapat visi yang lebih luas.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now