Ch. 45 - Akhirnya, Undead Tower

349 44 14
                                    

Uhh... Saya sedang melanjutkan membaca Dragon King's Son-in-Law. Lumayan sebagai alat penyegar pikiran, isi ceritanya. Sekaligus memberikan sedikit inspirasi untuk cerita yang sedang saya ketik ini.

Efek sampingnya, update tidak bisa setiap hari.

Selamat menikmati!
__________________________________________

Di dalam Hutan Zurg yang sekilas tampak rimbun dan tak pernah dilalui oleh manusia, berdiri seorang pria berpakaian kaos hitam dan celana panjang hitam. Katana yang terbungkus sarung pedang hitam tergantung di pinggangnya. Bandul bersinar kemerahan diikatkan ke gagang katana miliknya sebagai hiasan.

Sekilas memang area ini hanya seperti hutan belantara penuh semak belukar biasa. Namun, siapa yang tahu di bawahnya merupakan markas persembunyian para Perampok?

Orang biasa tidak akan tahu. Tapi pria berpakaian serba hitam ini tahu persis apa yang ada di bawahnya. Dia memiliki dark magic yang bisa dimanipulasi menjadi apaoun yang diinginkannya. Termasuk sebagai alat pendeteksi untuk area luas di sekitarnya.

"Woooooiii keluar kalian semuaaa! Tanggung jawab karena udah bikin perjalananku terhambat!" Pria berpakaian serba hitam itupun berteriak, disambut dengan beterbangannya semua burung dan monster terbang yang ada di sekitar situ.

***

Anjirlah. Perjalanan santaiku udah diganggu. Sekarang mereka harus tanggung jawab dan memohon ampun kepadaku. Kalau mereka bersungguh-sungguh, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk mengasihani nyawa mereka. Tapi beberapa saja. Karena sebagian besar dari mereka harus kubunuh. Untuk memberikan pelajaran berupa shock therapy bagi mereka.

*Kresekesek...*

Salah satu semak belukar terangkat. Dan ternyata di bawahnya terdapat pintu tersembunyi yang perlahan-lahan terbuka. Satu, dua, tiga, sepuluh, dua puluh, tiga puluh orang keluar dari pintu tersebut dan mengepungku. Mengepungku? Hahaha... Mereka pikir dengan sekedar mengelilingiku sudah sama dengan mengepungku?

"Kau, bocah kecil ingusan! Bagaimana kau bisa mengetahui persembunyian kami?" Tanya salah satu Perampok yang dari kelihatannya merupakan pimpinan mereka.

Dia pasti mengira aku bocil karena aku pendek. Kulit wajahku kencang dan kenyal seperti pantat bayi, orang bilang baby face. Terimakasih kepada blessing Eternal Youth yang diberikan oleh Vioraze dulu. Aku jadi imut dan awet muda selamanya. Efek sampingnya, hormonku juga menjadi selalu remaja. Meledak-ledak dan bisa ngaceng tak kenal waktu dan tempat. Ah, sudah ngelanturnya.

*Gluduk...*

Tanpa perlu capek-capek menjelaskan, kulemparkan saja setengah kepala Rogue yang tadi sudah dicincang oleh Felsy, ke depan kakinya.

Pimpinan Perampok itu berjongkok, meraih setengah kepala itu, dan berbicara, "I-ini... Hadan!?!? Kau!!!" Kemudian ia berdiri kembali dan mencabut dua buah pedang yang dikaitkan di punggungnya. Melihat itu, Perampok lainnya juga mengeluarkan senjata mereka dari sarungnya.

Haha... Mereka mau membuang-buang waktu dengan melakukan usaha sia-sia seperti berusaha membalas atas kematian temannya? Mereka tidak berpikir kalau saat ini merekalah yang sedang dalam posisi mengkhawatirkan? Tidak, lebih tepatnya, saat ini mereka sudah sekarat. Dan seharusnya mereka memohon belas kasihanku untuk membiarkan nyawa-nyawa tak berarti mereka supaya tetap melekat di jasad kotornya? Lucu sekali, mereka ini...

"Sebelum kalian sok kuat mau nyerang aku, kukasih kalian satu kesempatan untuk meminta maaf udah gangguin perjalananku, dan memohon sedikit belas kasihanku buat ngebiarin beberapa di antara kalian tetep hidup..." Ya, setidaknya kuberikan mereka setitik cahaya harapan. Kalau mereka sayang nyawa, harusnya mereka berlutut dan mulai memohon ampun kepadaku sebentar lagi.

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang