Ch. 22 - Permintaan Bantuan

399 49 13
                                    

Aaaahhh... Pusingnya pekerjaan akhir-akhir ini. Harus mempersiapkan segala pencegahan Covid-19 di area perusahaan. Ditambah lagi, karena perusahaan memutuskan untuk semi-lockdown, saya dan paramedis menjadi lini terdepan jika ada tamu yang mau masuk ke dalam wilayah perusahaan.

Para Pembaca, mohon doanya supaya saya, keluarga, dan seluruh tim tetap sehat dan terhindar dari Covid-19.

"abcde" >> percakapan biasa
'abcde' >> telepati
______________________________________

"Gimana?"

"T-Tuan Arka... Apakah anda Tuan Arka?"

Seorang Petualang Plat Gold memastikan namaku. Dari perlengkapannya, aku menilai bahwa dia adalah seorang Rogue.

"Ya, ya. Aku Arka. Ada apa?"

"Perkenalkan, namaku Dios. Aku diutus oleh Tuan Garen untuk memohon bantuan kepada Tuan Arka."

"Walah... Ngapain lagi bocah itu?"

"Maaf, Tuan Arka. Kami sedang dalam misi pemberantasan Demihuman karena mereka sudah terlalu banyak menjarah dan membunuh orang-orang di pedesaan yang berada di sekitar Hutan Goturg, Tuan. Namun, situasi saat ini membuat kami tidak dapat maju tanpa harus mengorbankan banyak jiwa. Lalu, Tuan Garen menyuruhku untuk kesini setelah mendengar suara ledakan barusan, yang ia duga merupakan suara ledakan dari skill magic milik Tuan Arka."

"Hmmm... Sebenarnya itu bukan skill-ku. Skill-ku nggak akan selemah itu hahaha... Oh, ya, tapi itu nggak penting. Ok, tunggu bentar."

Aku berbalik dari Rogue yang mengirimkan pesan Garen barusan, menuju dimana para Siswaku sedang beristirahat.

"Oi bocil-bocil. Ada sedikit masalah nih di dalam hutan. Kalian kecapekan, nggak?" Tanyaku kepada para Siswa yang sedang beristirahat di bawah pohon.

"""Tidak, Pelatih!""" Jawab mereka serentak.

Wah, sepertinya mereka sudah terlatih untuk menjawab pertanyaan Pelatih dengan tegas dan seirama. Eh, bukan itu yang harus kupikirkan sekarang.

"Kalo gitu, kalian ikut juga, ya... Siapa tau nanti ada yang bisa kalian jadiin pelajaran atau setidaknya buat tambahan pengalaman." Ujarku santai.

"""Baik, Pelatih!"""

Haha... Jawaban mereka selalu serentak. Yaa... Aku tidak membenci bentuk kedisiplinan seperti ini. Mereka langsung menyiapkan kembali peralatan dan perlengkapan mereka yang sudah dilepas saat mereka beristirahat barusan.

"Ok..." Aku berbalik ke arah Rogue tadi, "tunjukin dimana arahnya."  Perintahku dengan nada datar.

"Silahkan mengikuti saya, Tuan Arka."

"Lah... Aku bilang tunjukin, bukan dianterin..." Aku memprotes Rogue itu.

"M-maaf, Tuan. Ma-maksudnya?" Rogue tersebut bertanya dengan ekspresi bingung.

"Tunjukin aja dimana arah camp kalian, terus kira-kira berapa jaraknya dari sini." Ucapku.

"Oh! Di arah sana, Tuan. Sekitar 1 kilometer dari sini." Rogue tersebut menunjuk ke arah spesifik di dalam Hutan Goturg.

Untuk lebih akurat, aku mengeluarkan skill milikku ke arah sana.

"Darkness Sense............... Oh, itu. Jaraknya 1 kilometer lebih 96 meter. Ya, nggak meleset terlalu jauh. Kalo gitu..."

Aku memanggil Dryad di dalam hatiku.

'Oi, Dryad...'

'Hamba, Yang Mulia Arka.'

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyWhere stories live. Discover now