The Brave Women

975 73 4
                                    

Kejadian pesta tadi membuat Algar kepikiran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kejadian pesta tadi membuat Algar kepikiran. Di sepanjang perjalanan dia sama sekali tidak mengeluarkan suara. Apalagi Mona, yang memilih untuk membungkam suaranya. Gadis itu tidak berani untuk berbicara dengan Algar. Sungguh, pria itu terlihat menyeramkan saat marah.

Pikiran Algar terus saja mengarah ke Adel. Salah satu kawan tongkrongan nya yang hampir tiga tahun menjalin hubungan dengan Iqbal.

Dia tidak bisa membayangkan sekacau apa perasaan temannya itu saat ini. Tiga tahun bertahan untuk satu laki-laki tapi malah disia-siakan.

Padahal kalau dilihat dari segi fisik Adel jauh lebih sempurna dibandingkan selingkuhan nya tadi. Adel itu primadona tongkrongan yang mampu membuat lelaki manapun bertekuk lutut. Termasuk anak tongkrongan lain.

Jika ada jadwal nongkrong bareng dari beda tongkrongan, Satu-satunya yang berhasil menarik perhatian mereka itu adalah Adel. Mereka berbondong-bondong mencari tau siapa nama gadis itu.

Algar menekan rem saat berada di Kampung yang tidak dikenali oleh Mona. Mona hanya menatap Algar dari kaca spion dengan bingung.

"Anterin disini aja!" Algar turun dari motor setelah mengatakan itu.

Mona mengangguk-anggukan kepalanya. Gadis itu memperhatikan kampung asing yang sekarang ia masuki ini dengan ngeri. Kampung ini sangat sepi, berbeda dengan Kampungnya.

"Lo mau kemana?" tanya Mona sedikit khawatir.

"Ini rumah temen gue kok, lo tenang aja! Gak perlu khawatir gitu," balas Algar tertawa garing.

Laki-laki itu berusaha untuk mencairkan suasana tegang ini. Dia lihat, gadis itu sangat ketakutan tadi. Dia tidak mau membuatnya semakin takut.

"Yaudah kalo gitu, gue tinggal gak apa-apa?" tanya Mona lagi yang membuat Algar mengangguk.

"Bentar dulu!" ucap Algar sambil mengarahkan tangannya supaya Mona tidak menjalankan motornya.

"Kenapa?" tanya Mona dengan bingung.

"Lo tunggu disini! Gue mau masuk sebentar!" ucap Algar sambil berlari masuk ke sebuah gang sempit.

Mona menatap punggung Algar dengan bingung. "Katanya gak apa-apa ditinggal? Gimana sih?"

Algar tidak mempedulikan teriakan Mona.

Setelah menunggu selama beberapa menit, jantungnya berdegup cepat saat seseorang keluar dari gang sempit itu. Orang bertato itu menyorot ke arahnya. Memandangnya dengan tatapan mata yang mungkin bisa dibilang menyeramkan untuk ditatap balik.

"Woi mbak! Ngapain disitu?" tanya orang itu yang membuat Mona terlonjak kaget.

Gadis itu menegapkan badannya. Pelan-pelan dia memberanikan diri untuk menatap pria itu.

"Nunggu temen mas!" balasnya dengan pelan. Dia takut salah bicara.

"Bentar! Gue ambil motor dulu." Laki-laki bertato itu berjalan ingin pergi.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now