Seniman Darah

648 47 11
                                    

Bacanya malam aja ya!

Algar menatap jalanan dengan tatapan kosong, tiada arti kata semangat untuknya pagi ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Algar menatap jalanan dengan tatapan kosong, tiada arti kata semangat untuknya pagi ini. Dia juga tidak peduli lagi ini jam berapa, ataupun dia sudah telat atau belum.

Dia berangkat sekolah dengan perut yang kosong. Walaupun sudah biasa seperti ini tapi hari ini dia merasa lapar karena dari semalaman dia tidak makan. Apa yang mau dimakan tadi malam? Toh, majic com di rumahnya juga sudah berdebu.

Dia memang masih punya Ibu, tapi dia kehilangan perannya.

Jangan tanyakan orang tuanya kemana, ayahnya sudah meninggal 5 tahun yang lalu, karena meminum alcohol yang berlebihan. Kepergian Ayahnya membuatnya kehilangan semuanya. Kehilangan keluarga, kehilangan peran ayah, kehilangan kasih sayang.

Dulu, ayahnya selalu memberikan kehangatan untuknya, ia mendapatkan kasih sayang lebih. Ayahnya selalu menjadi sosok nomer satu ketika dia sedang dalam masalah.

Dan semuanya tidak berlangsung lama, ayahnya meninggal dunia akibat meminum alcohol yang berlebihan, ibunya selalu bilang kalo ayahnya memang seperti itu dari dulu. Ayahnya itu nakal, berandal dan suka mabuk-mabukan.

Kalo wanita itu sedang marah dengannya saat dirinya kepergok tawuran atau minum alcohol, dia selalu mengungkit-ngungkit kejelekan ayah. Katanya, Algar itu meniru kejelekan ayah itu.

Padahal banyak teman ayahnya yang bilang, kalo ayahnya itu anak baik-baik, dia tidak pernah mau saat ditawarin minum alcohol. Jadi kalo teman-temannya pada minum, ayahnya cuman bisa senyum sambil ngelihatin aja.

Setelah dia mencari tahu alasan kenapa ayah minum alcohol sampai overdosis itu karena Ibunya sendiri. Ibu kepergok selingkuh dengan temannya ayahnya sendiri. Dan hal itu membuat ayah sangat marah dan kecewa, hingga pada akhirnya dia mencoba untuk memenangkan dirinya sendiri lewat minuman alcohol yang pada saat itu direkomendasikan oleh temannya sebagai obat penenang.

Back to story

Tidak terasa dia sudah sampai sekolah saja, dia turun dari angkot dan segera membayarnya. Setelah itu dia berjalan ke sekolahnya.

"Woi Gar!"

Algar membalikkan badannya, menatap Rama yang ada di samping angkringan, tangannya terselip satu batang rokok. Melihat itu, Algar mengukir senyumnya sambil berjalan ke arah laki-laki itu.

Rama sudah tau maksud Algar saat pria itu melirik rokok yang terselip di tangannya. Dia mengambil satu batang rokok yang ia simpan di telinganya dan memberikannya ke Algar.

Algar dengan sumringah menerimanya lalu menyalakannya menggunakan korek yang sudah disediakan di angkringan itu.

"Kok pada belum masuk? Ntar disapu sama guru tau rasa lo." Algar berucap yang membuat mereka~teman-teman Rama tertawa.

"Kalo disapu ya tinggal dipel ya gak?" tanya Rama meminta persetujuan ke teman-temannya.

"Yoi."

"Duduk sini nyet! Jangan sampe lo kegep sama guru lo berdiri mencolok kayak gitu, " saran Gopal sambil menepuk bangku angkringan.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )On viuen les histories. Descobreix ara