Kelas Baru

512 50 13
                                    

Algar terkejut ketika sebuah benda terlempar begitu saja di mejanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Algar terkejut ketika sebuah benda terlempar begitu saja di mejanya. Algar langsung menatap benda tersebut kemudian menatap seseorang yang duduk di sampingnya yang sudah cengengesan tak berdosa.

"Apaan sih lo Bim? Ngaget-ngagetin
gue aja," umpat Algar.

"Ya maap Bos, kagak tau kalo ada lo di situ." balas Bima.

"Gue ada layangan nih Bos. Ke atas yuk! Sambil liat adek kelas, siapa tau ada yang cakep, " sahut Ridho sambil milirik Bima yang tengah bermain layangan di kelas.

Karena yang satu kelas dengannya di kelas 12 ini hanya Bima dan Ridho, jadi kalau mereka ingin bermain mereka harus keluar terlebih dahulu, untuk bertemu dan berkumpul dengan teman segengnya. Siapa lagi kalo bukan Heru, Ardi dan Rasyid. Dan ke-enam anak itu sudah tidak bisa dipisahkan walaupun sudah pindah kelas.

"Ayo Bos!"

"Duluan aja, ntar gue nyusul," balas Algar yang masih menerjap-nerjapkan matanya karena baru bangun tidur.

"Oke."

Saat Bima dan Ridho sudah meninggalkan  kelas, Algar langsung berdiri dan berjalan kearah taman, kemudian menghidupkan kran air yang tersedia disana. Dia mencuci muka lalu membasahi rambutnya agar tidak terlalu acak-acakan.

Kemudian berjalan pelan menuju lantai atas dimana kelas Rassyid dan Ardi berada. Disana terdapat Ridho tengah menerbangkan layang-layang di balkon kelas tiga. Disana juga ada Bima yang tengah duduk dengan Rasyid dan Ardi entah membicarakan janda sebelah mana.

"Bego. Kalo nerbanginnya disini gak bisa terbang lah kena atap," ucap Algar sambil menatap Ridho yang kesusahan menerbangkan layangan.

Algar menyawut benang yang dibawa Ridho kemudian berjalan pelan ke arah pojok balkon. Mereka semua tertuju ke arahnya, penasaran dengan apa yang akan dia lakukan.

"Mau ngapain lo Bos?"

Algar menaiki tembok balkon, pelan-pelan turun ke genteng ruang guru yang ada di lantai bawah yang sangat dekat dengan balkon pojok.

"Gila. Ntar guru tau kalau ada suara di genteng, bisa mampus kita Gar," ucap Rasyid takut-takut.

Algar mulai menerbangkan layang-layang itu ke atas. Angin nya terasa sangat kencang daripada saat di balkon. Pelan-pelan layangan itu mulai terbang. Dia menjadi pusat perhatian oleh adik-adik kelasnya yang mengobrol di depan koridor kelasnya yang berada di lantai bawah.

Dia menoleh menatap Rasyid dengan jail.
"Syid, sini lo!"

"Hah? Kenapa Gar?" tanya Rasyid.

"Sini dulu!"

"Enggak ah, ntar lo ngerjain gue lagi."

"Sensi amat lo sama gue, udah sini dulu!"

Karena penasaran, Rasyid langsung turun ke genteng ruang guru, menghampiri Algar. "Pegangin dulu! Gue mau kencing."

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now