Bolos

547 49 4
                                    

"Kalian mau bolos ya?"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Kalian mau bolos ya?"

Tidak ada yang lebih seru selain bolos dikejar guru. Seperti Algar dan teman-temannya lakukan saat ini. Saat ingin memanjat tembok belakang, ada guru yang lewat disana. Memang, dia sering mendengar kalo ada guru kelas 12 yang sering kelinteran di belakang sekolah lantaran ingin memastikan supaya murid-muridnya tidak ada yang disana untuk merokok, atau melakukan hal negatif lainnya seperti membolos dengan memanjat tembok seperti yang ia lakukan saat ini.

Saat ini mereka sudah berada di atas tembok, tinggal menunggu Ridho yang tampak mengumpat kesal karena harus menjadikan punggungnya yang tinggi sebagai tangga untuk Rasyid yang tidak bisa naik ke tembok itu karena tubuhnya pendek.

"Woi Syid cepetan dikit woi!" teriak Ridho yang sudah panik karena dia paling belakang.

"Iya bentar njing! Temboknya tinggi banget."

"Makannya minum susu peninggi badan biar tinggi, jangan minum susu kuda nyet."

Bukannya membantu atau menenangkan keadaan, justru keempat temannya yang sudah naik ke atas tembok malah menertawakannya dan malah mendorong-dorong Rasyid supaya jatoh. Emang temen gak tau diri!

"Berhenti disitu kalian!"

Guru kelas 12 yang diketahui namanya Bu Lusi itu menghampiri mereka dengan sapu yang sudah berada di tangannya, bersiap menyakitkan sapu itu ke pantat mereka. Tetapi beruntungnya Rasyid sudah naik dan Ridho dengan gesit nya langsung naik tanpa beban. Sehingga mereka tidak harus merasakan sasaran empuk sapu yang di bawa oleh Bu Lusi.

"Maaf Bu, kita bolos dulu. Sekali ini aja Bu. Besok gak akan diulangi, janji deh. Kalo besok bolos lagi kita janji lagi," teriak Heru.

Setelah mengatakan itu mereka berenam langsung loncat ke bawah meninggalkan Bu Lusi yang sudah berteriak-teriak meminta mereka agar turun. Tetapi mereka adalah mereka, yang tetap teguh dengan pendiriannya. Mereka berlari terbirit-birit karena sepertinya satpam menyadari keberadaan mereka di luar gerbang. Atau mungkin karena Bu Lusi sudah mengkontak satpam untuk mengawasinya.

"Anjir si Joko ngapain sih pake ngejar segala? Ngerepotin aja dah," umpat Ardi sambil menoleh ke belakang.

Di terik matahari pagi ini, mereka harus berolahraga dengan berlari karena dikejar-kejar oleh Pak Joko, satpam sekolah.

"Nyet, belok kiri!" teriak Heru.

Mereka semua langsung belok ke arah kiri, masuk ke dalam gang yang belum pernah mereka lewati sebelumnya.

"Ini kita dimana bego? Kalo buntu gimana?"

"Kalo buntu tinggal teriak aja my trip my eventure," balas Heru.

"Baj*ngan," umpat Ridho.

"Masih ngejar gak?" tanya Algar sambil menoleh ke belakang.

"Aman, gak ada gua liat tongkat saktinya lagi," ucap Bima.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora