Start : 2020
Finish : 2022
Sedikit cerita sejauh mana perjalanan Algar Prasetya menjalani kehidupan pahit yang saat ini menimpanya. Kobaran dendam lama yang tiada habisnya. Langkah demi langkah telah ia lewati. Kalau dia bisa memilih, dia lebih baik...
Di cerita ini masih eranya Camp dan jaman pesbuk, 2016, 2017, 2018, 2019 jadi kalo menurut kalian cringe. Mohon jangan dilanjutkan karena bisa menganggu gangguan mental kalian😉
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebuah tongkrongan antar kampung memang sudah menyebar di seluruh Indonesia. Hampir setiap kampung selalu mempunyai julukan masing - masing. Seperti halnya kampung yang ditinggali oleh Algar sejak lahir sampai sebesar ini. Namanya Kampung Rajatan.
Mungkin ini sangat kebetulan karena kampung itu bisa dipanjangkan menjadi 'Rajanya Selatan.' Padahal nama Camp sendiri belum ada pada saat Rajatan didirikan. Remaja - remaja kampungnya mendirikan sebuah tongkrongan itu pada tanggal 7 Januari.
Entah siapa yang sudah berfikiran untuk menanamkan sebuah Camp di Indonesia. Mungkin sekarang Camp sudah benar - benar menjulur ke Nusantara. Sehingga nama kampungnya selalu menjadi yang utama daripada kampung lainnya.
Sebenarnya Algar yang sudah satu tahunan mengikuti jejak Camp pun ternyata masih belum tau apa arti Camp itu. Dia hanya ikut - ikutan saja karena temannya selalu mengajak untuk ikut nongkrong bersama.
Yang Algar tau dulu Camp ini berbeda jauh dengan geng motor. Kalau geng motor biasanya cuma ingin cari nama dengan beberapa kekerasan yang dilakukan kepada masyarakat. Salah satunya membegal motor, aksi pemalakan dan lain - lain. Sedangkan Camp dahulu itu adalah sekumpulan orang yang bosan dalam dunianya yang hanya itu-itu saja, mereka membuat sebuah tongkrongan yang diisi oleh para remaja dari satu kampung itu sendiri.
Dulu yang Algar ketahui nama Camp hanya untuk sekedar bersenang-senang, nongkrong bersama sambil ngopi-ngopi bareng atau main bareng tetapi sekarang Camp sudah berbeda, Sekarang tongkrongan kampung sudah banyak melakukan hal-hal negatif, meniru geng motor yang dahulu sempat menguasai jalanan di tengah-tengah kota.
Namun malah sekarang geng motor sudah berhenti melakukan hal yang negatif, mereka menjadikan hal negatif itu menjadi positif dan lebih berfaedah. Seperti halnya mereka pintar membenarkan motor sendiri dan mereka jadikan kreatifitas itu sebagai karir dengan membuka bengkel motor dengan nama geng mereka.
Sudah banyak geng motor yang meniru hal - hal yang lebih bermanfaat, tapi sekarang jalanan kembali ramai dengan kehadiran Camp. Seolah - olah geng motor sudah diganti dengan nama Camp yang pasti juga membuat rusuh di jalanan. Seperti halnya tawuran, minum minuman keras, balapan liar, dan pergaulan bebas.
Camp RJT sendiri juga kerap sekali mempamerkan kesombongan masa-masa kejayaannya di kawasan Selatan. Masa itu diberikan pada saat Ferdi Nurmawan, pentolan bersejarah yang pernah menaikan nama kampung Rajatan. yang sekarang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu saat Algar masih kelas 3 SD, yang masih polos tentang dunia pertempuran.
~Flascback ON~
Melihat sekumpulan remaja kampung Rajatan saling adu senjata tajam dengan kampung lain membuat Algar terus saja menatap seolah kagum. Bukannya menghindar Algar yang baru selesai sholat magrib itu justru malah mendekat ke area tawuran itu tanpa takut jika nantinya batu akan mengenainya.
