Kesombongan

494 46 1
                                    

Perjalanan dari Kampung Whalet untuk mencari sebuah klinik terdekat memakan waktu yang sangat lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Perjalanan dari Kampung Whalet untuk mencari sebuah klinik terdekat memakan waktu yang sangat lama. Hal itu membuat Algar terus saja merintih kesakitan. Kalo di badan sudah biasa, tapi di ini tepat di bagian hidung.

"Arkh... Anjing cepetan lah! Udah gak tahan gue," rintih Algar sambil terus memegang wajahnya.

"Sabar lah sabar, ini kita juga lagi nyari bego," ujar Zidan.

"Dan, itu rame-rame ada apaan ya?" tanya Ibob sambil menunjuk ke arah sebuah keramaian yang terjadi di Jalan Kiajung. Suara klakson dan makian terdengar sangat jelas. Serta suara teriakan-teriakan ricuh dari pengendara motor yang dibelah menjadi dua oleh puluhan remaja yang membawa senjata tajam.

"WOI WHAMSTAY NIH!"

Deg!

Jantung mereka semua berdebar ketika melihat banyaknya rakyat Whamstay. Sudah setara dengan dua aliansi. Ibob an Zidan saling menatap satu sama lain setelah mendengar siapa yang tengah membuat keributan di jalanan kali ini.

"Whamstay ada disini bangsat," umpat Ibob sambil mengepalkan tangannya.

Mereka salah sasaran, ternyata remaja yang ada di Kampumg Whalet tadi bukanlah Whamstay. Padahal mereka tadi sudah menghajar habis-habisan orang yang bernama Gibran tadi.

"Berati kelompok yang kita abisin tadi bukan anggotanya mereka dong orang mereka ada disini, pantesan kagak ada yang berontak," ucap Ibob lagi.

"Nanti aja ngobrolnya ini luka gue gimana anjing?" potong Algar yang terus saja merintih kesakitan.

"Raka? Raka disana weh!" teriak Zidan sambil menunjuk salah satu anak yang tengah berlari tersengal-sengal menghindari kejaran dari Whamstay.

"Bantuin Bob bantuin!"

Ibob turun dari motor kemudian berlari ke arah dua anak Whamstay yang tengah mengejar Raka yang sudah mendapatkan banyak sekali luka di area wajahnya.
Zidan langsung menatap Ibob yang seenaknya saja meninggalkan dirinya dengan Algar di tengah kemacetan jalan.

"Bob, bangsat lo ninggalin gue!" maki Algar.

Melihat respon Ibob, Zidan langsung menepikan motornya kemudian berlari mengejar Ibob. Sedangkan Algar hanya bisa mengumpat atas tindakan teman laknatnya itu yang seenaknya saja meninggalkan dirinya sendirian d iatas kemacetan ini.

Algar menatap wajahnya dibalik kaca spion motor Zidan, menahan jijik rasanya ketika melihat pantulan dirinya yang sudah seperti hantu berlumuran darah. Bahkan darahnya juga sudah ada yang mengering dan itu membekas di wajahnya.

Saat tengah sibuk berkaca seseorang memukul kepalanya dengan kayu besar yang membuatnya terjatuh dari motor. Tidak berhenti sampai disitu, Algar juga ditendangi, dipukuli, sampai suaranya benar-benar habis untuk meminta ampun. Penglihatannya kabur saat melihat siapa orang yang sudah melakukan ini kepadanya.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now