Perasaan

739 54 1
                                    

Seperti biasanya, jalanan selalu ramai dengan kendaraan roda dua maupun roda empat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasanya, jalanan selalu ramai dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Saling berselipan satu sama lain. Hari ini Algar cukup santai, tidak seperti biasanya yang memang harus terburu-buru untuk mengejar waktu. Karena hari ini, dia dipinjami motor oleh Zidan untuk ia bawa ke sekolah, karena anak itu sedang sakit dan sudah pasti tidak masuk sekolah selama beberapa hari ini sampai luka nya benar-benar sembuh.

Dia terus menekan gas motor sambil bersenandung ria. Sepertinya moodnya sedang baik hari ini. Mungkin jelas karena ia tidak harus menunggu angkot kali ini. Dia turun dari motor setelah berhasil memarkirkan motor milik Zidan ke parkiran.

Ah, kalo ditanya dia bawa apa ke sekolah? Jelas, dia hanya membawa diri ke sekolah. Hanya hari-hari pertama saja dia membawa tas. Setelahnya, tas hanyalah koleksi semata yang tidak memiliki fungsi apa-apa baginya. Buku? Dia punya, semuanya sudah tersedia di loker meja. Pulpen? Ia akan meminjam, kalo tidak ada yang mau meminjaminya
udah jelas dia akan melakukan hak dan kewajiban Siswa Indonesia yaitu mengambil pulpen orang secara diam-diam dengan tampang polos sudah seperti maling internasional.

"Algar."

Algar menoleh ke belakang saat namanya dipanggil. Tampak gadis dengan rambut yang dikuncir ke belakang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kenapa kemarin lo ninggal gue pulang? Katanya kemarin mau pulang bareng."

"Sorry, kemarin gue lupa kasih tau lo kalo gue ada acara," balas Algar cengengsan.

"Gue udah nungguin lo tau gak? Panas-panasan, emang sialan lo."

"Hahaha maaf deh. Hari ini aja gimana? Kebetulan gue dipinjemin motor sama Zidan. Jadi lo gak harus panas-panasan nungguin angkot."

"Yaudah nanti. Tapi awas aja lo kalo ninggal gue lagi! Tangan ini siap meluncur ke muka lo yang jelek itu."

"Jelek gimana? Mirip Jungkook gini dibilang jelekjelek," balas Algar sewot dengan tangan yang sibuk memainkan rambutnya.

"Dih. Preman Jongkok bukan jungkook," balas Salma yang membuat Algar tertawa.

"Lo mau ke kelas langsung?" tanya Algar.

"Ya iyalah, mau kemana lagi emang?"

"Kali aja mau berduaan dulu sama gue," balas Algar.

"Lo itu masih kelas 10, jangan sampe lo dapet point gara-gara berduaan sama gue! Lo tau kan gimana ketatnya sekolahan ini?"

"Iya deh, yang udah senior," balas Algar yang membuat Salma terkekeh.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang