Rokok Sialan

1K 82 2
                                    

Hari kedua Algar masuk sekolah, lagi-lagi ia harus terburu-buru untuk mencari angkutan umum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari kedua Algar masuk sekolah, lagi-lagi ia harus terburu-buru untuk mencari angkutan umum. Beberapa menit telah berlalu. Sialnya cuma ada satu angkot yang ada dihadapannya. Angkot berwarna kuning itu terlihat sudah penuh dengan puluhan anak perempuan dari SMA lain. Saat Algar mau duduk depan disana juga sudah ada tante-tante yang sedang merokok.

"Ayo depan aja Dek! Daripada nanti telat," ucap sopir agar Algar mau menaiki angkotnya.

Algar menatap wanita yang ada di samping sopir itu dengan jijik. Dia emang suka cewek, tapi kalo untuk tante-tante seperti itu dia ogah.

"Saya belakang aja deh Pak."

Algar langsung naik ke depan pintu sambil berdiri. Semua mata gadis-gadis SMA yang berbeda sekolah dengannya itu tertuju padanya.

Dengan kecepatan tinggi angkot itu menebus jalanan panjang yang hampir menampakan lampu merah. Tetapi angkot ini berhasil melewatinya sehingga tidak harus berhenti. Algar fokus pada jalanan sebelum angkotnya benar-benar memasuki daerah sekolahannya

"Kiri Pak!" ucap Algar membuat angkot berhenti tepat di depan gerbang SMA Nazone.

Algar memberikan uang nya dengan cepat dan langsung lari ke sekolahnya karena takut gerbang akan ditutup.

Saat berhasil memasuki gedung sekolahnya itu Algar berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya.

"Hei kau!"

Algar menoleh untuk meluhat siapa yang telah memanggilnya. Terlihat jelas seseorang yang berbadan besar serta kumis yang tebal. Itu adalah Pak Joko, satpam yang kemarin.

"Cepat masuk! Ini sudah bel," sambungnya yang membuat Algar mengangguk dan kembali berlari.

Kali ini dia sudah berada di depan pintu kelas dengan ngos-ngosan. Algar membuka pintu itu. Terlihat Kak Zaki, anggota OSIS juga yang kali ini bertugas untuk mengajar di kelasnya.

"Kamu masuk di kelas IPA 1," ucap kak Zaki sehingga membuat Algar berhenti melangkah dan berbalik arah dengan malas.

Dia berjalan pelan ke kelas IPA 1 yang dulu sempat ia masuki namun dia harus pindah kelas sementara karena tidak kebagian tempat duduk. Ternyata pintu kelas itu masih terbuka. Dari kejauhan terdapat seorang gadis tengah berdiri menghadap ke siswa-siswa peserta MPLS.

Algar menghembuskan nafasnya kasar karena lagi-lagi ia harus bertemu dengan seniornya yang sangat menyebalkan itu. Siapa lagi yang tidak disukai selain Mona. Si gadis berbando biru.

Mungkin ini sudah takdir karena dia kembali dipertemukan dengan OSIS itu kembali.

"Permisi Kak, apa saya boleh masuk?" tanya Algar yang membuat gadis itu menoleh.

Pandangan mereka bertemu untuk beberapa detik. Algar menatap gadis itu datar tanpa ekspresi. Gadis itu langsung menyuruhnya untuk langsung duduk saja.

"Saya harap besok kamu datang tepat waktu."

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now