Aliansi (3)

517 46 6
                                    

"Majuin lah! Segitu doang gak ngaruh!" teriak Algar berusaha membuat teman-temannya agar tidak gentar dengan jumlah anggota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Majuin lah! Segitu doang gak ngaruh!" teriak Algar berusaha membuat teman-temannya agar tidak gentar dengan jumlah anggota.

Algar berlari mengawali teman-temannya yang masih takut-takut untuk melawan. Karena keberanian Algar, membuat teman-temannya juga ikut berlari di belakangnya. Saling menjatuhkan lawan dengan makian kasar untuk salam pembukaan. Suara senjata tajam yang saling bergesekan yang mampu membuat telinga ngilu.

"Berani juga lo ngebalikin? Emang udah siap kalah lagi?" ucap musuh yang berhadapan dengan Algar.

"Tinggi banget omongan lo. Kayak harapan orang tua," balas Algar.

"Gue ngomong kenyataan. Gak ada sejarahnya Whamstay kalah di kandang sendiri."

"Gak ngaruh tuh! Karena hari ini kita yang bakal ngukir sejarah kekalahan lo itu," balas Algar sambil memainkan senjatanya ke arah musuh itu.

"Anjing!"

"Tahan! Tahan!" teriak Apoy mempertahankan posisinya.

Algar terdesak mundur, sedari tadi dirinya dikelilingi dua musuh yang berbadan gempal semua. Ngebayangin senjata yang dipegang dua orang itu kena ke arahnya, bekas bekas lukanya merasa nyeri sendiri.

"Gila anjir backingin gue lah woi!" teriak Algar sambil menyabetkan senjatanya ke sembarangan arah, berusaha menguasai keadaan.

Pantas saja, musuh datangnya telat. Pasti mereka sudah merencanakan ini dari awal. Memata-matai terlebih dahulu, jadi mereka akan bisa melihat berapa banyak jumlah anggota yang ia bawa. Dan mereka membawa aliansi juga supaya ia tidak bisa memenangkan jumlah mereka.

Adel menghampirinya, kemudian mendekat ke arah punggung Algar. Dengan berlawanan arah untuk menjaga punggung laki-laki itu yang bisa kapan saja diserang dari belakang.

"Lo cewek ngapain lo ikutan tawuran?"

"Jangan dengerin mereka Del, fokus aja! Jangan nafsu!" teriak Algar berusaha mengingatkan patnernya itu.

Mata Adel bergerak liar menghadap orang bertindik di bagian hidungnya persis seperti banteng. Badannya penuh dengan tato.

"Bacot lo!" Adel menyerang laki-laki itu dengan senjata nya.

Adel memainkan senjatanya dengan lincah. Satu-satunya cewek yang ahli bermain sajam disini adalah Adel jadi teman-temannya fine fine saja jika Adel ikut.

Trang!

Algar meneguk ludahnya saat berhasil menepis celurit musuh yang bergerak ke arah dadanya menggunakan senjatanya. Hampir saja!

Musuh kembali menyerang hingga membuat Algar kembali memundur. Karena takut jika menganggu Adel yang ada dibalik punggungnya dia pun bergerak menyamping.

"Del, hati-hati!" kata Algar.

"Tenang aja Gar!" balasnya sambil tersenyum. Masih fokus dengan musuh yang dia hadapi kali ini.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang