Tragedi 17 Agustus

685 49 3
                                    

Hari kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus SMA Nazone mengadakan upacara dilanjutkan dengan lomba-lomba yang sudah disusun oleh organisasi sekolahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus SMA Nazone mengadakan upacara dilanjutkan dengan lomba-lomba yang sudah disusun oleh organisasi sekolahnya.

Perlombaannya adalah bola Volly antarkelas, tarik tambang antar kelas, sepak bola antar kelas, dan badmintoon yang dipimpin oleh wali kelas masing-masing. Perlombaan kali ini memang disengajakan bertema olahraga semua.

Kegiatan pertama adalah permainan bola Volly air menggunakan taplak meja. Jadi setiap kelompok berjumlah empat orang. Satu persatu suruh memegang sudut tampak meja.

Algar kebagian kelompok anak perempuan semua. Kali ini kelompok nya disesuaikan dengan nomer absen.
Algar menatap Naya, Naura, dan Putri tengah berjejeran di sampingnya dan juga di depannya.

"Awas yang bener!" peringat Naya dengan tegas saat melirik Algar yang kurang semangat.

Saat bola Volly terlempar ke kelompok Algar, Algar malah melamun saat itu hingga menyebabkan mereka kurang kompak untuk menangkap bola itu. Bola itu yang lewat di kepala Algar, lalu mendarat di belakangnya.

Press!

Bola balon yang diisi air itu pecah, yang membuat air yang ada di dalam melenyap ke dalam tanah.

"Jangan ngelamun Algar! Ambil bola lagi!" suruh Naya sambil melibatkan kedua tangannya, seakan mau agar Algar bertanggung jawab.

Algar berjalan malas, ke arah anak OSIS yang membawa setoples bola air yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tetapi, perjalanannya terhenti ketika melihat keramaian mendatang dari arah gerbang sekolahnya.

"MASUK! MASUK!"

Algar bingung, para siswa-siswi digiring masuk oleh orang yang sudah tidak asing lagi dimatanya. Mereka secara serentak berlari kalang kabut menjauh dari gerbang sekolah. Sekolahan menjadi ricuh, teriakan para siswi yang ketakutan melengking di telinganya.

Orang itu adalah Heru, teman sekelasnya. Heru menjadi tokoh utama yang memancing perhatiannya. Dia ingin menghampirinya untuk menanyakan apa yang terjadi. Tetapi melihat gerombolan orang yang memberontak masuk ke dalam sekolahan membuatnya mengurungkan niatnya.

Gerombolan itu membawa motor, berboncengan tiga-tiga membawa senjata tajam dan masih memakai seragam OSIS SMA yang terbalut dengan jaket. Sebagian ada yang memakai masker buff hitam guna mengelabuhi CCTV atau untuk melindungi identitas wajah supaya jika ada sesuatu yang terjadi misalnya pihak lawan menghubungi polisi, masker itu sedikit membantu untuk mengelabuhi nya.

"Keluar Anjing!"

"SMA tai, tutup sekolah lo kalo gak bisa ndidik siswa," teriak salah satu pelajar itu sambil mengacungkan senjatanya.

Sebagian ada yang memanjat dinding, melemparkan bebatuan dan benda-benda kecil seperti pot yang ditanam di depan gerbang, yang membuat Algar merasa ngeri sendiri.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now