Pantang Mundur

732 51 0
                                    

"Ahhh legaaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ahhh legaaa."

Algar mengeluarkan sendawa mungilnya ke depan teman-temannya yang masih makan di depannya.

"Ihhh jijik banget sih lo." Lia melemparkan sendoknya ke Algar yang membuat Algar langsung cengengesan.

"Sendawa itu sehat Li, lo gak pernah cari di internet sih, gue aja yang gak punya HP bisa tau," jawab Algar berusaha membela diri.

"Sok tau lo."

"Pamas nantangin lagi, gimana?" Lutvia berhasil menghentikan aktivitas teman-temannya yang sedang sibuk dengan sendirinya.

"Sekarang?"

"Iya nih sekarang katanya ditungguin di Kamaraya!" jawab Lutvia yang membuat teman-temannya saling menatap satu sama lain.

Sebelum akhirnya mereka tersenyum menanggapinya. Lutvia jadi heran dengan teman-temannya. Diajakin mainan nyawa bukannya panik malah senang.

"Yaudah terima aja, kangen gue sama mereka," balas Rama yang membuat Lutvia agak sedikit terkejut mendengar keputusan dari pacarnya itu.

"Yang cewek-cewek mendingan pada pulang deh!"

"Lah emang kenapa?" tanya Adel sedikit tak terima dengan apa yang dikatakan Algar.

"Udah malem, ntar kalo diculik om-om gimana?" Ucapan Algar membuat tangan Adel malayang mendarat di kepala cowok itu.

"Suek lo ya, Yang ada lo tuh yang diculik tante-tante," umpat Adel sambil melipatkan kedua tangannya.

Akhirnya semua teman-temannya kembali mengendarai motornya untuk ke Jalan Kamaraya dimana jalanan itu adalah jalanan yang paling luas untuk tawuran. Tempat terpencil itu jarang banget di datengin polisi karena di kelilingi oleh pohon-pohon yang cukup lebat.

Sebelum mereka sampai ke Jalan Kamaraya, mereka menghentikan motornya terlebih dahulu.

"Parkir sini aja ya! Kita kesana nya jalan," ucap Bule.

"Lah kenapa gak langsung kesana aja? nanggung Le," sahut Niko.

"Waspada, ntar kejadiannya kayak anak Pastem tadi lagi. Kan pada parkir di depan kita tuh jadinya kita langsung serang mereka. Kalo misalnya kita ikutin cara yang sama pasti juga bakalan diserang sama anak Pamas," jelas Bule yang membuat semua teman-temannya mengangguk menyetujui perintah itu.

"Parkir sini aja!"

Jam sudah menunjukan pukul 23.21 WIB tapi itu tidak membuat mereka menolak tantangan dari Camp Pamas. Tidak ada kata gentar bagi mereka untuk menyambut tantangan dari musuh.

"Ada bambu nih!"

"Ambil Gar," balas Bule.

Algar mengambil bambu panjang yang bersandar di pohon jambu air. Mungkin bambu itu untuk galah tadinya. Tanpa bamyak tanya, Algar membuang botol Aqua yang ada di puncak bambu itu lalu kembali berjalan untuk menuju ke Jalan Kamaraya.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now