Hanya Rasa Sakit

661 49 1
                                    

Algar menerima sebuah benda kecil yang diberi oleh Zidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Algar menerima sebuah benda kecil yang diberi oleh Zidan. Dia langsung memainkan matanya untuk mengode temannya itu untuk pergi dari hadapannya.

Setelah menerima kunci motor itu Algar langsung tersenyum gembira. Dia langsung memeluk Zidan dengan sangat erat yang arhasil membuat temannya itu langsung menimpuknya karena lukanya masih belum kering.

Bukannya pergi dari hadapannya, justru laki-laki itu malah berdiri di hadapannya dengan cengiran lebarnya.

"Apa lagi?" tanya Zidan yang sudah capek karena memiliki teman macam Algar, dia yang ingin kencan tetapi Zidan yang repot.

"Boleh minta parfum?" tanya Algar.

"Yaelah, pake parfuman segala lagi. " Walaupun mendumel tidak jelas, Zidan tetap melangkahkan kakinya mengambilkan Algar parfumnya yang beberapa hari lalu ia beli.

Setelah semua terlihat sempurna, Algar memutuskan untuk pergi, dia tidak mau Salma menunggunya terlalu lama. By the Way ini adalah malam minggu pertamanya berkencan dengan seorang wanita untuk pertama kalinya setelah sekian lamanya. Sebenarnya bukan berkencan, tetapi hanya dia ingin saja mengantar Salma. Walaupun sebenarnya yang di suruh bukanlah dia tetapi Zidan.

Tetapi berhubung Zidan masih kurang enak badan jadi dia bersedia meminta agar dia saja yang mengantarkan sepupunya itu. Entah dia mau kemana, dia tidak peduli karena berduaan dengannya sudah membuatnya hatinya senang.

"Kok lo?" Tentu saja Salma kaget, dia menyuruh Zidan yang mengantarnya tetapi yang datang ternyata adalah Algar yang menggunakan motor Zidan.

"Zidan masih sakit Sal. Jadi dia nyuruh gue buat nganterin lo, " jawabnya modus.

"Oh gitu. Oke, ke kafe deket USM ya. "

Entah Salma yang terlalu bego atau Tuhan yang mengizinkannya untuk berduaan dengan Salma malam minggu ini. Tanpa adanya pertanyaan, Salma naik di belakangnya. Siap tancap gas, Algar langsung menjalankan motor milik Zidan itu dengan kecepatan pelan. Sengaja, supaya dia bisa berduaan dengan Salma lebih lama.

Gadis itu hanya memakai setelan celana dan kemeja hitam, ditambah rambutnya yang dikuncir ke belakang membuat aura tomboy nya semakin terlihat. Padahal kalo dipikir-pikir, tomboy tidak ada dalam daftar list tipe nya. Tetapi entah kenapa dia jadi tertarik dengan setengah laki-laki seperti Salma.

"Emangnya gak ngerepotin?" tanya Salma.

Karena suara kendaraan begitu bising, membuat pendengaran Algar terganggu. "Hah?"

"Gak ngerepotin?" ulang Salma sedikit mengeraskan suaranya tepat di samping telinga Algar.

"Oh enggak dong, gue mah gak punya kerjaan di rumah. Jadi kalo lo mau minta antar kemanapun, gue sanggup asal lo yang minta hahaha."

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang