Senioritas

690 51 4
                                    

Istirahat, Algar lebih memilih untuk berada di dalam kelas saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Istirahat, Algar lebih memilih untuk berada di dalam kelas saja. Selain tidak punya uang untuk jajan, dia juga sangat malas untuk berjalan-jalan. Tetapi apakah itu berpengaruh untuk teman-temannya? Tentu saja tidak, teman-temannya laknatnya akan terus menggeretnya untuk keluar dari kelas, melakukan rutinitas mereka, apalagi kalo bukan mencari pulpen di kelas-kelas sebelah.

Jadi ruangan kelas 10 IPA itu berada di lantai bawah sendiri, cukup lumayan enak untuk Algar yang malas naik-naik tangga.

Mereka ada di kelas Indra, Indra ada disana, sedang nobar Anime dengan teman sebangkunya.

"Hayo! Nonton hentai ya lo Ndra, " ucap Bima sambil menunjuk Indra.

Indra pun mendengus kesal, dia lalu menunjukkan handphone nya. "Matamu hentai, lain lah. Gue anak baik-baik."

"Jeilah anak baik-baik ceritanya."

Bima paling aktif di sana, dia berjalan-jalan ke kelas itu sambil memperhatikan lukisan-lukisan karya yang ditempel ke tembok-tembok sembari tangannya yang ia gunakan untuk menyampar pulpen yang ada di atas meja. Jadi ceritanya, pura-pura di jatohin nanti diambil lalu masuk kantong deh.

Ardi pun sama, tetapi dia lebih suka untuk langsung mencuri pulpen yang ada di atas meja langsung tanpa basa-basi seperti yang Bima lakukan.

Heru dan Rasyid tidak peduli yang teman-temannya lakukan, dia lebih senang mengobrol dengan Indra dan memilih bergabung dengannya menonton Anime.

Ridho? Jangan tanya dia kemana, sudah pasti dia sedang menggoda cewek-cewek dengan gombalan horornya.

Sedangkan Algar sendiri, dia lebih memilih duduk di bangku depan, bersama seorang perempuan yang dia tidak ia kenal. Dia menaruh kepalanya ke atas meja dengan tangan yang ia gunakan sebagai bantal.

Laki-laki itu mengubah posisi kepalanya menghadap ke arah gadis berhijab yang sedang duduk diam sambil memperhatikan handphone nya. Dia melirik benda yang dipegang gadis itu sedikit. Tetapi tidak jelas.

Algar benar-benar dibuat terdiam, dia mengangkat kepalanya dan mulai penasaran dengan gadis itu. Dia sedikit mendekatkan badannya ke gadis itu dengan mata yang masih fokus ke layar handphone nya. Dia penasaran apa yang dibaca oleh gadis itu.

Ayat-ayat Al-Quran terpampang jelas di sana. Dia melihat mata gadis itu yang sangat amat fokus ke huruf Arab itu, sampai benar-benar tidak menyadari kehadirannya. Tetapi detik itu juga dia mulai terganggu. Gadis itu langsung menutup handphone nya dan menoleh ke samping, menyiduk Algar yang sedang penasaran dengan isi handphone nya.

"Ngapain kamu ada disini? Dan ngapain kamu ngelihatin handphone aku? Kamu mau curi-curi kesempatan ya?" Gadis itu melayangkan tatapan tajam mematikan.

"Astagfirullah, gak gitu. Gu-gue gak sengaja beneran. Gue gak bermaksud apa-apa serius."

Semua mata tertuju pada mereka berdua, termasuk kelima temannya yang langsung terbirit-birit menghampirinya dengan sejuta pertanyaan 'ada apa?'

Gadis itu mendengus kesal saat melihat sekelilingnya, semua mata tertuju ke arahnya. Gadis itu yang tadinya berdiri langsung duduk lagi.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now