Peace?

579 51 2
                                    

Setelah bentrok antar ultras yang tampak membuang-buang tenaga tadi, mereka kembali pulang ke Kampung untuk beristirahat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah bentrok antar ultras yang tampak membuang-buang tenaga tadi, mereka kembali pulang ke Kampung untuk beristirahat. Algar merebahkan badannya dengan tangan yang ia taruh di atas kepala, menatap langit-langit Tongkosong yang tampak lusuh.

Dia masih bingung, dengan apa yang dimaksud Poky tadi. Dia tidak salah dengar kan tadi? Sumpah, dia sama sekali tidak merasa kalo telinganya itu tuli. Telinganya masih sehat walafiat.

"Eh lo pada tau nggak? Masa tadi gue diselametin sama Poky waktu bentrok tadi," ujarnya.

Karena dia belum menceritakan hal ini ke teman-temannya, mereka semua memasang tampang terkejut.

"Poky? Poky anak BOK?" tanya Adel memastikan pendengaran nya tidak salah.

Algar mengangguk, menyetujui perkataan Adel.

"Kok bisa?"

"Gue juga gak tau apa maksudnya."

"Kok gue jadi curiga ya?" Lia menaruh jempolnya ke dagu.

"Curiga apa?" tanya Algar penasaran.

"Curiga kalo Poky naksir lo hahaha." Lia terbahak-bahak menertawakan kondisi muka Algar yang tampak serius menanggapinya.

"Tai lo. Gue udah serius juga," umpatnya.

"Ini mana nih si Bule sama Gege belum pada balik?" tanya Oji.

"Katanya beli minuman dulu. Minum-minum kita hari ini. Buat ngerayain kemenangannya STM nya Rama," balas Algar.

"Ditraktir Rama?" tanya Oji lagi.

"Kayaknya sih."

"Pertandingan udah disambung pake tawurannya ya. Karena Nazone udah menang. Otomatis gue yang menang dalam taruhan tadi. Jadi lo harus traktir gue besok," ucap Adel sambil menunjuk Algar dengan senyum remehnya.

"Masih inget aja lo soal itu," balas Algar yang sudah pasrah.

"Ingetlah. Rejeki kok dilupain."

Tidak lama dari itu, satu motor berhenti di depan mereka. Sorot lampu itu tampak menyilaukan mereka semua sampai tangan mereka ia gunakan untuk menutupi matanya.

"Matiin njing motornya. Lampunya nyorot ke mata. Sakit bangke," umpat Piyan.

Bukannya menanggapi umpatan Piyan dengan mematikan motornya, justru Bule dengan jailnya malah memainkan motor itu dengan mematikan lalu menghidupkan nya lagi.

"Lama-lama gue ancurin juga tuh motor kalo gak dimatiin," ucap Piyan lagi.

"Ancurin aja sana! Orang motornya punya Gege," balas Bule.

Gege yang mendengar motornya yang dibuat sasaran pun langsung mengumpat. "Sialan."

Bule turun dari motor sambil membawa beberapa plastik di tangannya. Teman-temannya yang sudah tidak sabar menikmatinya pun langsung bergerak cepat merebutnya dari tangan Bule. Jadi udah persis kayak anak kecil yang lagi rebutan mainan.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now