Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )

Masuk BK lagi

Setelah kedatangan guru STM yang sedang berptroli tadi, membuat siswa yang tadinya sedang asik mengerjai seniornya langsung kocar-kacir begitu saja. Algar memutuskan untuk masuk ke dalam sekolahnya walau aslinya males, ingin rasanya bolos sekali saja.

Dia memang masuk ke dalam sekolah, tetapi tujuannya bukan ke kelas, melainkan perpus buat ngadem. Karena di antara ruangan-ruangan yang ada di sekolahnya perpustakaan adalah satu-satunya tempat favorit siswa-siswi SMA Nazone karena AC nya banyak.

Algar masuk ke dalam perpus, niatnya dari awal memang tidak ingin membaca buku, tetapi berhubung ada penjaga nya jadilah dia pura-pura mencari buku bacaan supaya gak ketahuan kalo dia lagi bolos.

Dia mencari buku yang terasa nyaman dimatanya, mencari buku yang banyak gambarnya. Kalo isinya tulisan semua, yang ada dia bisa sakit mata bacanya.

Algar mulai menjelajah setiap isi rak buku, sampai akhirnya dia tersenyum tipis saat menemukan satu buah buku tipis, cerita dongeng si kancil.

Dia mengambilnya kemudian berjalan sambil membolak-balikkan buku itu. buku itu memang kekanakan sih, tapi begitu ia rindukan. Karena dulu ayahnya selalu membelikan buku bacaan itu saat mengantar ibunya ke pasar.

Saking senangnya mendapat buku itu, dia sampai tidak sadar kalo saat ini dia duduk di bangku sembarangan. Laki-laki itu tidak memperhatikan sekitar, padahal saat ini dia sedang duduk berdua bersama seorang gadis berhijab yang sedang fokus membaca buku.

Setelah cerita berhasil ia selesaikan, dia baru mulai tersadar. Dia ingat siapa gadis itu. Kalo tidak salah namanya Ara, si anak baru di kelasnya Indra.

"Lagi gak ada pelajaran ya?" tanya Algar basa-basi.

Tampak Ara yang meliriknya sekilas  sebelum kembali fokus ke arah bukunya lagi. "Iya."

"Kamu sendiri gak ada pelajaran? Sepertinya aku tadi lihat ada guru yang masuk di kelas kamu tuh."

"Lo tau kelas gue? Buset, padahal kita belum kenalan loh."

"Kelas kita kan sampingan, gak mungkin kalo aku gak tau kamu yang sering keluar masuk ke kelasku."

"Waktu kamu sama temen-temen kelasmu pulang dari kelasku pulpen pulpen yang ada di meja selalu hilang semua."

Mendengar pernyataan itu membuat Algar jadi malu sendiri. Laki-laki itu hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tertawa hambar.

"Hhhh..."

"Ya begitulah kehidupan, ada kalanya kita merasakan kehilangan, " ucap Ara masih fokus dengan bukunya.

"Algar." Algar mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya.

"Ara."

'Assalamualaikum wr. wb. Dimohon untuk siswa yang bernama Algar Prasetya diminta untuk menemui Bu Rita di ruang BK, terimakasih.'