Rumah

648 48 1
                                    

Aliansi Selatan berhasil menyelamatkan anak-anak yang menjadi korban dari penculikan tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aliansi Selatan berhasil menyelamatkan anak-anak yang menjadi korban dari penculikan tersebut. Mereka menyelamatkan sekitar 9 orang anak kecil. Sisanya mereka sudah menyerahkan tugas  kepada pihak berwajib, dan penculik itu sudah ditangani oleh polisi.

Mereka langsung mengantarkan anak yang masih ingat alamat rumahnya saat itu juga. Terkecuali Hasna dan Zahra. Mereka tidak tau rumah mereka dan asal usul keluarganya karena memang mereka diculik sejak mereka masih kecil dan belum mengerti apa-apa.

Untuk sementara waktu, mereka mengajak Hasna dan Zahra ke markas Rajatan yaitu Tong Kosong.

Hasna dan Zahra mengamati setiap inti tempat asing itu. Adel tadi sempat menceritakan komunitas RJT ke mereka, jadi mereka tidak begitu terkejut saat mereka harus melihat gambaran kaligrafi yang tercetak besar di tempat itu. Gambar serigala hitam, yang menjadi lambang dari komunitas RJT.

"Gambarnya keren. Arti lambang serigala itu apa Kak? Bukankah lebih keren singa dan harimau daripada serigala?" tanya Hasna sambil terus memandangi gambar serigala di depannya.

"Harimau dan singa memang kuat dan hebat. Mereka raja hutan sesungguhnya. Serigala juga hebat walaupun tidak sekuat mereka, tetapi serigala itu pintar dalam memimpin."

"Dan satu lagi, serigala tidak pernah dijadikan sirkus oleh manusia. Alasan kami pilih serigala karena kami gak ingin dipermainkan oleh keadaan, kamu paham kan anak manis?" jelas Niko sambil menjawil dagu Hasna.

Hasna mengangguk tersenyum. Sedangkan Zahra hanya diam, masih bingung mencermati ucapan Niko.

"Lihat yang gue bawa apa!" ucap Algar sambil turun dari motor Bule.

Algar datang dengan Bule dengan membawa dua plastik. Di dalamnya ada nasi padang yang dibelikan oleh Bule. Bule pikir mereka belum makan dari tadi makannya dia mengajak Algar untuk mampir untuk membeli makan.

"Anjay nasi padang. Kebetulan cacing-cacing perut gue udah ngrengek minta makan." Paul menggesekkan telapak tangannya, bersiap ingin menyantap nasi padang yang dikeluarkan oleh Algar.

Paul ingin mengambil sebungkus nasi padang itu, tetapi tangannya langsung di tepis oleh Algar.

"Cuci tangan dulu. Baru boleh makan. Tangan lo dekil gitu mau nyantap makanan, " jawab Algar.

"Yaelah kulit gue mah emang dekil kali. Mau cuci tangan mau enggak juga sama aja, gak ada bedanya, " balas Paul dengan entengnya.

"Tapi Kak, tadi kan Kak Difaul habis berantem, terus tadi juga sempat jatuh dan nyentuh tanah kan. Itu kotor Kak, kuman."

"Tuh denger apa kata Zahra! Buru cuci tangan. Jangan harap gue kasih nasi padang ini kalo itu tangan belum bersih!"

"Mau makan aja ribet, " dumelnya sambil berdiri.

Paul melangkahkan kakinya dengan malas. Dia berjalan ke luar, menuju ke arah kran yang ada di depan Tong Kosong.

Mereka menikmati nasi padang itu disana. Aliansi Selatan, yaitu Daremi dan Blotan tadi sudah pulang ke Kampungnya masing-masing. Jadi Bule hanya membelikan nasi padang untuk RJT. Kalo mereka ikut ia belikan, bisa-bisa bangkrut dia.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now