Laki-Laki Brengsek

921 69 2
                                    


Di depan Gang Kampung Rajatan, Algar berjalan loyo dengan menyeret tasnya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Di depan Gang Kampung Rajatan, Algar berjalan loyo dengan menyeret tasnya. Kemudian ia disambut oleh beberapa anak Camp RJT yang ada tanah kosong di samping jembatan.

Algar hanya melirik mereka sekilas tanpa menghentikkan langkahnya. Dia sangat lelah, ia berencana akan tidur panjang hari ini.

"Gar! Sinilah ngopi dulu!" teriak Niko saat melihat Algar yang melewati tongkrongan nya begitu saja.

"Abis darimana lo jam segini baru balik? lo habis MPLS kan? Kok baliknya lama?" tanyanya lagi.

Algar menghentikkan langkahnya, laki-laki itu dengan malas membalikkan badan.

"Capek, mau langsung balik aja, mau bobo ganteng."

"Ntar malem ikut gak lo?" tanya seseorang sambil menghisap rokoknya.

Algar tak asing dengan suara itu. Suara itu mampu menarik perhatiannya. Pria itu tampak menyipitkan matanya guna melihatnya lebih jelas. Tapi dia sama sekali tidak mengenalnya. Tapi sepertinya dia kenal dengan suara itu. Tapi siapa?

Dengan penasaran akhirnya Algar berjalan mendekat ke arah pria itu.
Saat berada tepat di depan pria itu, pria itu langsung meraup muka Algar dengan tangannya lalu pria asing itu tertawa terbahak-bahak saat melihat reaksi Algar yang menunjukkan wajah terkejut dan emosi yang menjadi satu.

"Siapa sih lo? Sok kenal banget."

Algar mengelap mukanya dengan kesal. Tapi matanya tak mau berhenti untuk tidak mengamati pria itu dengan penasaran.

"Idih, makin gede makin songong aja ya nih bocah," balasnya yang membuat Algar semakin penasaran.

"Elo tuh yang songong, lo siapa sih?"

"Masih muda udah pikun lo, gua Ibob," balas pria itu.

"Ibob yang mana?" Algar tampak mengingat-ingat orang yang bernama Ibob itu.

"Pake nanya lagi, emang yang namanya Ibob siapa lagi selain gue?" tanya Ibob sepertinya menahan kesal karena temannya itu tidak mengenalnya.

"Ibob anak BCL?" tanya Algar lagi. Laki-laki itu melirik penampilan Ibob dari atas sampai bawah.

Ibob mengangguk, dia tersenyum saat melihat temannya itu yang tampak seperti sedang terpesona dengan pampilannya saat ini. Sangat jauh berbeda dengan Ibob yang ia kenal.

"Gak percaya gue, Ibob kan jelek," ledeknya dengan wajah yang songong.

Ibob yang mendengar Algar menjelek-jelekkan dirinya yang dulu langsung merubah ekspresi nya menjadi raut kesal.

"Asem!" umpat Ibob kesal, ingin sekali ia menghantam muka Algar yang terlihat sangat mengejek.

"Berati sekarang ganteng dong?" tanyanya dengan bangga sambil menaikturunkan alisnya menggoda temannya itu.

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon