Permintaan Maaf

863 61 1
                                    

Pukul setengah tujuh pagi Algar sudah tiba di sekolahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul setengah tujuh pagi Algar sudah tiba di sekolahan. Kali ini ia minta antar oleh Bule yang kebetulan lewat di depan rumahnya. Belum sempat duduk di bangku nya Algar sudah diundang lewat speaker sekolahan. Ia yakin bahwa ini ada hubungannya dengan kasus tawuran kemarin. Dengan malas ia berjalan menuju ke ruang BK.

Algar memasuki ruang BK tanpa melepas sepatu. Bukan karena lupa tapi karena ia sengaja tidak mencopot sepatu karena kesal.

"Hey lepas sepatu kamu!" pinta Bu Rita sambil menunjuk sepatu Algar.

Algar menatap Bu Rita dengan kesal. Ia segera berbalik ke pintu dan melepas sepatu nya menyisahkan kaus kaki hitam panjangnya. Kemudian ia berjalan dan duduk di depan Bu Rita.

"Kamu beri tahu ke saya siapa saja yang terlibat atas tawuran kemarin? kepala sekolah STM yang minta tolong ke saya supaya menanyakan ini ke kamu karena kamu adalah satu-satunya siswa SMA yang terlibat."

"Kenapa gak tanya langsung ke muridnya?" tanya Algar balik.

"Katanya muridnya tidak ada yang mau ngaku dan jujur, cuma ada tiga orang saja yang tertangkap itupun tau dari warga sekitar."

Ini dia yang ia kagumi dari STM. STM itu solidaritasnya sangat tinggi. Mau dibayar semahal apapun tidak akan ada tandingannya kalo untuk teman sendiri. Mereka akan bungkam dan menutup rapat-rapat dan tidak akan mau memberitahukan siapa saja yang terlibat kalau pun dirinya akan kena, dia tidak akan mencepukan temannya sendiri.

"Percuma ibu tanya ke saya, saya pun juga tidak tau apa-apa. Niat saya hari itu hanya membantu mereka bukan mau ikut-ikutan," jelas Algar.

"Tapi pasti kamu kenal siapa aja yang ikut kan? Tidak mungkin kan kamu membantu mereka sedangkan kamu tidak mengenal mereka?" tanya Bu Rita terus menekan Algar supaya mau memberitahu.

"Saya tidak mengenal mereka Bu, temen saya yang kenal," balas Algar membela diri.

"Kamu tidak bohong kan?"

Algar menggeleng.

Bu Rita menatap Algar dengan tatapan tidak percaya. Namun kemudian wanita itu mengembuskan nafasnya.

"Karena kamu siswa baru disini, jadi ibu tidak ngasih kamu hukuman apa-apa, tapi ingat! Kalo sampai kamu ulangi lagi kamu bakalan di drop out dari sekolah ini. Ngerti kamu?"

Algar mengangguk setuju. Dia sangat bersyukur karena dia terselamatkan dari hukuman.

"Yasudah, kamu boleh kembali ke kelas."

Atas Nama Solidaritas ( TAHAP REVISI )Where stories live. Discover now