That's Us V

4K 503 116
                                    


Felix membenci segala perbuatan Changbin yang sudah menyakitinya dulu, namun tak bisa dibungkiri jika perasaannya tidak bisa hilang begitu saja atau bahkan sama sekali tidak berubah sejak pertama kali mereka menjalin hubungan. Ini sudah 5 tahun sejak terakhir kali mereka bertemu dan ia tidak tau bagaimana kabar dari mantan suami, ah bukan, status mereka masih tetap sama seperti dulu.

"Kau yakin akan menemuinya?" Tanya Jisung sembari menatap Felix yang duduk di sampingnya dengan secangkir kopi hangat di tangannya.

"Aku sudah bukan lagi remaja belasan tahun, pemikiranku jelas sudah berbeda dibanding 5 tahun yang lalu. Aku menyesal karena dulu tidak membicarakan masalah kami lebih dulu dan justru pergi begitu saja. Seandainya aku tidak lari mungkin semuanya tidak akan jadi seperti ini," ucap Felix dengan pelan sembari menatap kepulan asap yang muncul dari cangkir kopinya.

Jisung terdiam kemudian pemuda itu memeluk bantal sofa sebelum kembali bicara.

"Aku khawatir kau akan kembali disakiti. Dia tidak bertanggungjawab dan dia justru menghindari masalah dengan pergi tanpa menjelaskan apapun padamu."

"Dia tidak akan melakukannya."

"Apa maksudmu?"

"Dia tidak akan pernah pergi tanpa menjelaskan sesuatu. Kalian semua menganggap dia brengsek, tapi aku tau bagaimana dia yang sebenarnya."

Jisung mengerutkan keningnya dengan tidak percaya kemudian pemuda itu menepuk pundak Felix agar pemuda manis itu tidak melenceng dari kewarasannya.

"Apa kau sadar kau baru saja mencoba membelanya?"

"Aku tidak membelanya, Ji. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

Jisung mendengus tidak suka. Pemuda itu lantas meletakkan bantal sofa kembali ke tempatnya dan segera pergi meninggalkan Felix yang hanya bersabar menghadapi sahabatnya. Felix paham, Seungmin dan Jisung memang menjadi sangat sensitif jika itu menyangkut Changbin. Ia tidak menyalahkan mereka soal itu, dirinya juga dulu sempat membenci suaminya bahkan sampai ia menghentikan detak jantungnya untuk beberapa saat, tapi dirinya juga paham bahwa terus membenci tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

Setelah Chan memberikan surat pemberian Changbin minggu lalu, Felix memberanikan diri mengunjungi rumah lamanya. Rumah yang dulu pernah ia tinggali bersama suaminya. Rumah itu masih sama, hanya berbeda pada tanaman yang sudah mati dan rumah yang begitu sepi. Beruntungnya Felix masih menyimpan kunci rumah dan ketika ia masuk dirinya hanya merasakan kesendirian yang membuat dadanya sesak.

Felix tau mertuanya rutin membayar seseorang untuk membersihkan rumah itu, namun ia merasa sedih karena rumah mereka kini tak ada yang menempati. Saat itu Felix berkeliling rumah dan menemukan sebuah buku yang diletakkan di tengah ranjang yang dulu selalu ia gunakan. Felix tidak pernah melihat buku itu sebelumnya namun ketika ia membaca isinya, kebenciannya pada Changbin semakin memudar sampai pada titik ia sangat ingin bertemu dengan lelaki itu.

"Papa!"

Felix tersadar dari lamunannya ketika mendengar teriakan putranya dari dalam kamar. Pemuda manis itu segera meletakkan cangkirnya kemudian berlari kecil menuju kamarnya yang terletak di dekat ruang tengah.

"Ada apa sayang? Kenapa Yongbin bangun?" Tanya Felix sembari berjalan mendekat ke arah tempat tidur dimana Yongbin sedang mengusap matanya.

"Yongbin mau pipis," ucap anak manis itu dengan pipi yang menggembung lucu.

Felix mengecup sayang pipi putranya kemudian pemuda manis itu segera menggendong Yongbin menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Yongbin, bocah manis itu. Kalian pasti bertanya-tanya soal siapa anak itu. Yongbin adalah putra kandung dari Felix, tapi bukan buah hatinya bersama seorang wanita, melainkan hasil dari hubungannya dengan suaminya. Ya, dia adalah Seo Yongbin.

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now