Adrenaline X

3K 303 73
                                    

Warn!Sex scene
Bagi yang puasa jangan baca siang-siang, dosa ditanggung sendiri.








Felix berbaring di ranjangnya sembari menatap langit-langit kamarnya. Hari sudah larut namun pemuda manis itu sama sekali tidak menyalakan lampu dan membiarkan cahaya bulan menyinari kamarnya. Sudah hampir sebulan ia tak lagi berhubungan dengan Changbin semenjak di rumah sakit saat itu, hidupnya begitu hambar dan ia sangat merindukan keberadaan lelaki itu.

"Apa hidup memang seberat ini?" Ucap Felix sebelum kemudian bangun dan berjalan menuju sebuah laci untuk mengambil sesuatu yang sudah sangat lama tidak ia sentuh.

Felix kembali ke ranjangnya kemudian pemuda manis itu menatap benda di tangannya dan tersenyum miris setelahnya.

"Sialan, mau bagaimanapun aku tetap membutuhkannya," ucap pemuda manis itu yang kemudian memasukkan benda yang diambilnya tadi ke dalam mulutnya.

Felix menghela nafas pelan kemudian pemuda manis itu segera melepas seluruh pakaiannya sebelum kemudian mengarahkan benda yang merupkan dildo tadi ke dalam lubangnya. Felix meringis pelan merasakan perih di lubangnya yang sudah lama tidak disambangi. Pemuda manis itu membaringkan dirinya dan setelahnya ia kembali mendorong dildonya hingga masuk seluruhnya.

"Hahh ahh fuck sangat sesak."

Felix menggigit bibir bawahnya kemudian ketika lubangnya sudah terbiasa dan tidak lagi merasakan perih barulah ia menggerakkan tangannya dengan perlahan.

"Mhh shh ahh.."

Pantat Felix bergerak teratur menikmati setiap tumbukan dildo yang memasuki lubangnya. Pemuda manis itu memejamkan matanya dan membayangkan sosok Changbin kini tengah menggagahinya.

"Hmhh ahh om ahh shh."

Felix semakin menggeliat dan tangannya dengan semangat mempercepat gerakan keluar masuk yang membuatnya mendesah tak karuan. Sejujurnya ia tak ingin melakukannya namun dorongan seksual terus mengusiknya untuk kembali menyentuh dirinya sendiri.

"Mhh ahh om Changbin ahh nghh."

Cklek

Felix terperanjat dan segera menarik selimutnya ketika ia mendengar suara pintu kamarnya dibuka. Ia panik dan perasaan trauma menghantuinya mengingat bagaimana ayahnya memergokinya. Tubuhnya bergetar ketakutan hingga sentuhan tangan dingin menyentuh kejantanannya yang menegang.

"Merindukan om, sayang?"

Mata Felix terbelalak, pemuda manis itu buru-buru menyalakan lampu tidurnya dan seketika ia melompat ke dalam gendongan Changbin yang kini berdiri di samping ranjangnya dengan senyum yang begitu menawan.

"Om," panggil Felix sembari mengeratkan rengkuhannya di leher Changbin.

Changbin menahan pantat Felix agar tidak jatuh dan tangan yang lainnya berada di punggung Felix yang masih tetap terasa halus seperti biasanya. Lelaki itu mengecup sayang pundak Felix sebelum kemudian memasukkan jarinya ke dalam lubang Felix membuat pemuda manis itu melenguh.

"Ahh om.."

Felix mendesah di samping telinga Changbin sebelum kemudian menggigit pelan cuping telinga lelaki itu merasakan nikmat dari permainan jari Changbin di lubangnya.

"Kau sedang bernafsu sayang."

Felix menggigit bibir bawahnya sebelum kemudian pemuda manis itu menahan tangan Changbin agar berhenti memainkan lubangnya.

"Kenapa om bisa masuk?" Tanya Felix yang sudah sangat penasaran mengingat ayahnya sudah memperketat penjagaan.

"Apa kau terus bertahan di kamarmu sampai tidak tau bahwa orang tuamu sedang pergi? Juga, kenapa tidak mengunci pintu ketika sedang masturbasi hm? Kau sengaja mau menggoda om?"

Three Words 4 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang