Shut Up, Felix! II

2.4K 402 116
                                    


Changbin sedang asik memejamkan matanya di ranjang. Setelah acara mengelap ingus yang dilakukan Felix tadi, akhirnya ia mengulang mandinya untuk menyingkirkan bekas kesialan yang Felix berikan di tubuhnya. Sekarang waktunya bersantai karena ia sudah mengunci pintu kamarnya agar Felix tidak bisa lagi kesana.

"Chang!"

Changbin hampir terjungkal dari ranjangnya ketika si tuyul tiba-tiba muncul di sampingnya dengan senyum andalannya bonus ingus yang masih saja betah singgah di hidung mungilnya. Changbin melotot kemudian jarinya menunjuk Felix dengan ganasnya.

"Kenapa kau bisa masuk?!"

"Pinjam tangga milik ayah Chang," ucap Felix dengan polosnya sembari menunjuk pintu balkon kamar Changbin yang terbuka.

Changbin kehabisan kata-kata. Felix memang unik, tapi ia tidak menyangka jika anak itu akan nekat memanjat dinding rumahnya. Bukan memanjat juga sih, tapi tetap saja! Ia keki, ketenangannya kembali harus direnggut paksa oleh si tuyul kesayangan warga. Hanya kesayangan warga karena bocah itu bukan kesayangannya.

"Kau sudah mirip pencuri tau?!"

"Hanya mirip bukan berarti aku pencuri meskipun aku pernah mengambil donat milik kak Minho tanpa permisi. Lagipula ayah Chang sendiri yang menawarkan untuk menggunakan tangga agar bisa naik kesini."

Ketika Changbin mengatakan Felix adalah tuyul kesayangan warga, maka ia mengatakan yang sebenarnya. Bahkan ayahnya sendiri sangat sayang pada Felix sampai memberikan ide aneh seperti ini. Pusing Changbin pusing!

Felix duduk di samping Changbin kemudian bocah itu mengelap ingusnya dengan tisu yang sedari tadi ia bawa. Dibelikan mamanya tadi, katanya agar Felix tidak membuat keonaran dengan ingusnya. Ah, mama Felix mana tau jika anaknya sudah berbagi ingus di punggung Changbin.

"Chang."

"Hm."

Felix menatap Changbin yang sekarang menyilangkan tangan di depan dada dengan ekspresi kemusuhan, kemudian pemuda manis itu menusuk pelan lengan Changbin karena takut untuk merepet lagi. Changbin itu galak dan Felix kadang takut padanya, tapi namanya Felix tetap saja mau dekat-dekat dengan tetangga gantengnya itu. Changbin itu... Meski galak tapi perhatian.

"Ada film disney baru di bioskop," ucap Felix sebagai pembuka.

Changbin tau kemana arah pembicaraan ini. Felix itu aneh. Tiap kali ada film disney baru pasti dirinya yang diajak untuk nonton bersama, tapi giliran film romantis atau thriller Felix pasti melupakannya dan pergi nonton dengan teman-temannya. Kenapa giliran film anak-anak selalu ia yang diajak? Kenapa?! Apa dirinya kurang macho?

"Nonton sendiri, aku ada latihan futsal akhir pekan nanti."

Felix merengut, dirinya sudah ditolak bahkan ketika ia belum mengutarakan maksud dari datangnya ia kesana.

"Mau nonton dengan Chang," ucap Felix dengan jujur setengah memaksa.

"Tidak bisa, kau menonton sendiri kan bisa. Teman-temanmu juga banyak, ajak saja mereka."

Felix menggeleng kemudian mengambil bantal Changbin untuk ia peluk. Matanya masih menatap penuh harap pada Changbin karena berharap pemuda itu akan berubah pikiran.

"Tapi ini film disney."

"Lalu apa hubungannya disney dengan aku? Nonton sendiri ah jangan memaksa."

Felix semakin merengut namun akhirnya diam dan duduk manis di tempatnya. Kalau Felix sudah diam begitu Changbin pasti tidak tega tapi pertandingan futsal akan segera diadakan jadi ia tidak bisa membatalkan latihannya begitu saja hanya demi menonton film animasi dengan si tuyul tetangga. Akhirnya Changbin juga diam kemudian pemuda itu kembali membaringkan tubuhnya di ranjang tanpa mempedulikan Felix yang masih ada disana.

Three Words 4 [ChangLix] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora