Labyrinth VIII

1.4K 302 88
                                    


Menjelang sore Felix masih tertidur dengan pulas sehingga Changbin yang sedari tadi menemaninya memutuskan untuk pulang sebentar sekedar untuk mandi dan ganti baju. Changbin melakukannya dengan cepat karena ia harus segera kembali ke rumah Felix untuk mengawasi pemuda manis itu.

Ketika Changbin masuk ke kamar Felix, pemuda manis itu sudah tak ada di ranjangnya namun Changbin tetap tenang karena terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Lelaki itu kemudian membereskan ranjang Felix sebelum kemudian duduk di tepi ranjang untuk menunggu Felix selesai mandi.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Felix setelah beberapa saat di dalam kamar mandi.

Changbin menoleh kemudian lelaki itu memusatkan perhatiannya pada kaki Felix yang kini terlihat karena pemuda manis itu mengenakan celana pendek. Disana ada sebuah memar yang terlihat masih baru dan Changbin baru mengetahuinya karena sedari tadi Felix masih mengenakan seragamnya. Lagi-lagi ia harus melihat memar di tubuh Felix. Meskipun bukan diakibatkan oleh perkelahian, tetap saja Changbin kesal melihatnya.

"Duduk sini," titah Changbin sembari menepuk ranjang.

Felix melengos membuat Changbin mau tidak mau harus memaksa agar Felix mau diobati. Lelaki itu menarik tangan Felix agar duduk di ranjang sebelum kemudian ia menarik sebelah kaki Felix dan meletakkannya di pangkuannya untuk ia beri salep pada memar yang ada.

"Aku hanya membolos sekali," ucap Felix dengan pelan membuat Changbin menatapnya.

Lelaki itu menatap sebentar wajah Felix yang menunduk kemudian ia kembali sibuk mengobati kaki pemuda manis itu.

"Kakimu pasti terbentur ketika kau tidak sadar tadi," ucap Changbin membahas hal lainnya. Ia tak ingin mempermasalahkan perihal bolosnya Felix kali ini. Changbin cukup bijak untuk tidak memarahi Felix karena ia paham betul alasan Felix melakukannya.

"Tasmu masih di sekolah?" Tanya Changbin yang kemudian diangguki oleh Felix.

"Setelah ini ayo makan malam di luar, aku akan sekalian mengambil tasmu di sekolah," ucap lelaki itu sembari menurunkan kaki Felix yang sudah selesai diobati.

"Kenapa kau terus mengaturku?"

Felix berucap pelan namun Changbin tak berminat menanggapinya dan justru matanya memindai tubuh Felix barangkali ada bagian lain yang terluka.

"Aku bicara padamu," ucap Felix yang merasa tidak suka karena Changbin mengabaikannya.

"Apa ada bagian lain yang sakit?" Tanya Changbin tanpa menanggapi ucapan Felix membuat pemuda manis itu berdecak kesal.

"Apa kau tuli?"

"Apa pertanyaanmu penting untuk ku jawab?"

Changbin menatap Felix tepat di matanya dengan tatapan yang menyebalkan. Lelaki itu seakan tak pernah mau mengalah pada seorang siswa SMA di sampingnya.

"Pergilah dari rumahku, aku tidak berminat makan malam denganmu," ucap Felix sembari bangun dari duduknya.

"Kau paham bahwa aku akan tetap memaksa kan?"

"Aku tidak peduli."

Felix berjalan keluar dari kamarnya namun Changbin lebih sigap menahan tangannya hingga mereka berdiri berhadapan.

"Berhenti mengkonsumsi obat-obatan itu," ucap Changbin dengan serius menatap tepat ke mata lawan bicaranya

"Aku tidak butuh laranganmu."

"Felix."

"Jangan panggil namaku."

"Lee Felix."

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now