Labyrinth VI

1.4K 292 62
                                    


Langit mendung membuat sebagian orang memulai hari dengan bermalas-malasan lantaran udara terasa dingin. Berbeda dengan Changbin yang pagi harinya begitu sibuk mengurus kepindahan seorang anak tetangga ke sekolah barunya meski si tetangga terlihat tak minat.

"Aku harap kau tidak membuat keributan di sekolah barumu," ucap Changbin sembari mengecek isi tas Felix untuk memastikan pemuda manis itu membawa seluruh buku yang diperlukan.

Felix yang duduk di tepi ranjang hanya melirik tak berminat tanpa ada niat menjawab ucapan Changbin. Lelaki itu benar-benar serius memindahkannya ke sekolah baru dan bahkan Changbin sengaja memberi jeda satu minggu sebelum Felix masuk ke sekolah barunya agar luka-luka di seluruh tubuh Felix tidak terlihat lagi meski kenyataannya masih ada beberapa bekas luka yang terlihat samar. Changbin hanya mengantisipasi agar teman baru Felix tidak memandang pemuda manis itu dengan aneh.

"Mulai hari ini juga tingkat akhir akan diberi tambahan pelajaran seusai sekolah, tetap ikut dan jangan banyak tingkah. Aku akan menjemputmu nanti sore," ucap Changbin dengan tangannya yang masih sibuk. Kali ini lelaki itu memasukkan sebuah kotak bekal berisi makan siang dan juga buah-buahan untuk Felix, juga tak lupa sebotol minumam yang diisi dengan irisan lemon dan juga daun mint.

Selesai mempersiapkan tas Felix, Changbin menatap si pemuda manis yang masih diam di tempatnya sebelum kemudian lelaki itu mengambil sesuatu dari tas kerjanya dan mendekati Felix untuk duduk di samping pemuda manis itu.

"Kau mendengarku kan?" Tanya Changbin memastikan karena Felix terlihat malas dengannya.

"Kau pikir aku tuli?"

Changbin mengedikkan bahunya kemudian lelaki itu menyentuh pipi Felix agar menghadapnya. Felix hanya diam dengan tak minat namun begitu saja Changbin tak masalah selama Felix tidak memberontak padanya. Memang sejak pertemuan dengan Chan awal pekan kemarin Felix jadi sedikit melunak dan itu merupakan perkembangan yang cukup bagus.

"Setelah ini aku tidak mau melihat ada luka baru disini," ucap Changbin sembari mengaplikasikan concealer di beberapa luka yang masih samar di wajah Felix agar luka itu tak terlihat. Changbin berterima kasih pada seorang rekan kerjanya di klinik yang merekomensasikan hal ini, tadinya ia khawatir akan ada siswa yang mengolok Felix dan berakhir dengan perkelahian karena emosi Felix yang mudah terpancing.

"Felix," panggil Changbin dengan pelan membuat Felix menatapnya dengan datar.

Changbin mengusap rambut Felix kemudian lelaki itu menepuk pelan pipi Felix dengan tatapan lembut.

"Semoga kau mendapatkan banyak teman," ucap Changbin yang kemudian berdiri ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 7.

"Ayo berangkat."

Changbin mengambil tas Felix kemudian lelaki itu menarik pelan tangan Felix untuk keluar rumah. Lihat, Felix sama sekali tidak menolak. Ia harus berterima kasih pada Chan setelah ini.









Sore harinya Changbin benar-benar menepati ucapannya dengan menjemput Felix di sekolah. Tambahan pelajaran berlangsung cukup lama hingga hampir malam hari, Changbin jadi was-was mengingat biasanya Felix suka membolos. Lelaki itu menunggu di mobil sembari memainkan ponselnya sebelum kemudian perhatiannya teralihkan ketika mendengar suara para siswa yang berbondong-bondong keluar dari sekolah tanda pembelajaran telah usai. Changbin memperhatikan satu-persatu siswa yang keluar hingga matanya menangkap satu siswa yang mencolok karena mengenakan hoodie berwarna merah.

"Felix!" Panggil Changbin dari dalam mobil membuat Felix menatapnya sebelum kemudian berjalan ke arahnya dan masuk tanpa mengucapkan apa-apa.

Changbin merasa lega karena di hari pertama Felix sekolah pemuda manis itu menjalaninya dengan baik. Tetapi Changbin merasa aneh ketika Felix masih terus mengenakan tudung hoodienya dengan kepala yang menunduk seakan sedang menyembunyikan sesuatu.

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now