Adrenaline IV

3.4K 310 103
                                    

Warn! Mature content






"Ahh om sudah.."

Felix merintih memohon di sela desahannya sedangkan lelaki dewasa yang tengah bergerak di atasnya terlihat masih bersemangat mengejar puncaknya. Felix kembali mendesah nikmat hingga cairan putih kembali keluar dan membasahi perutnya disusul desahan panjang dari lelaki di atasnya yang juga mencapai puncaknya.

"Ahh om.."

Cup

"Lelah hm?"

Felix mengangguk kemudian pemuda manis itu mendorong pelan dada Changbin agar menyingkir dari atas tubuhnya yang sudah sangat lelah karena melakukan pergumulan panas sejak malam hingga dini hari seperti sekarang. Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi namun mereka baru saja menyelesaikan kegiatan yang entah Felix sendiri tak tau pasti ke berapa kalinya.

"Aku ingin istirahat, om jangan menggodaku lagi," rengek Felix yang ditanggapi kekehan pelan dari Changbin.

"Baiklah, sepertinya kucing kecil ini sudah tidak memiliki tenaga ya," ucap Changbin sembari meggigit pelan ujung hidung Felix sebelum kemudian merengkuh pinggang pemuda manis itu dan menariknya mendekat hingga masuk ke dalam pelukannya.

"Selamat malam baby."

Felix hanya bergumam dan dalam hitungan detik saja pemuda manis itu sudah larut dalam mimpi indahnya. Mungkin efek bercinta dengan puncak yang memuaskan membuatnya bisa beristirahat dengan sangat baik.








"Mhh."

Felix bergerak menutupi matanya ketika sinar matahari menembus kaca besar kamar hotel. Felix masih sangat mengantuk dan ingin kembali tidur namun jam yang sudah menunjukkan pukul 8 membuatnya mau tak mau menyadarkan diri sepenuhnya meski ia merasa istirahatnya masih sangat kurang. Felix ada janji dengan beberapa temannya untuk berkumpul dan menyelesaikan tugas yang diberikan dari dosen dan jika ia tidak muncul maka namanya yang akan diepertaruhkan karena teman-temannya tidak segan mencoretnya dari daftar anggota.

"Sungguh menyebalkan," bisik Felix dengan suara seraknya sebelum kemudian bangun dan menyeret langkah memasuki kamar mandi meninggalkan Changbin yang masih terpejam dengan nyaman seakan tak terganggu dengan matahari yang bersinar dengan begitu terang.









"Maaf aku terlambat," ucap Felix dengan malas sembari mendudukkan diri di salah satu kursi yang berada di dalam cafe tempat kelompoknya menjanjikan pertemuan.

Beberapa teman Felix hanya memaklumi dan mereka kembali sibuk pada laptop di hadapan mereka, sedangkan Jisung yang duduk di samping Felix memperhatikan penampilan sahabatnya dan pemuda itu menunggu waktu yang pas untuk bicara dengan sahabatnya itu.

Beberapa waktu lima orang disana sibuk dengan tugas kelompok hingga mereka memutuskan untuk istirahat sejenak agar pikiran mereka lebih segar. Jisung memanfaatkan kesempatan dengan menatap Felix kemudian dengan santai bertanya pada sahabatnya yang sedari tadi terlihat ogah-ogahan berada disana.

"Apa yang terjadi dengan kantong matamu? Kau baru saja menjaga kompleks perumahan atau apa?"

Felix menatap Jisung kemudian pemuda manis itu menyandarkan kepala di pundak sahabatnya sebelum kemudian memejamkan matanya yang terasa sangat berat.

"Ini namanya bukti kerja keras," jawab pemuda manis itu dengan suara pelan.

"Kerja keras apanya? Setauku yang kau lakukan hanyalah bernafas dan menghabiskan uang."

"Kau terlalu meremehkan aku, meski aku suka berfoya-foya setidaknya aku harus bekerja untuk mendapatkan banyak uang kan?"

Jisung terbelalak mendengar penuturan Felix dan dengan semangat pemuda itu menatap Felix dengan tatapan bangga.

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now