Adrenaline

4.6K 382 107
                                    

Warn!Kink

Song recommendation
Why Don't We - Fallin'





"Oh shit! Aku benar-benar harus mencari sugar daddy jika begini."

Seorang pemuda dengan paras manis menyeka keringat yang muncul dari kegiatan olahraga yang tengah ia lakukan. Pemuda manis itu meletakkan alat olahraga yang ia genggam kemudian beralih mengambil sebuah botol air untuk ia tenggak hingga habis setengahnya.

Lee Felix, nama pemuda manis itu. Ia menatap lurus ke arah cermin besar yang ada di dalam gym dan memperhatikan wajahnya dari segala sisi untuk menilai dirinya sendiri. Mata bulat yang terlihat polos, hidung mungil namun mancung yang begitu menggemaskan, juga bibir semerah cherry yang begitu menggoda, tak lupa freckles yang berada di sekitar pipinya menambah kesan manis pada paras menawannya. Dirinya cukup tampan, mungkin ia bisa memikat seorang lelaki kaya untuk dijadikan pemasok uangnya.

Felix tersenyum tipis ke arah cermin sebelum kemudian berjalan ke arah ruang ganti untuk bersiap pulang karena hari mulai larut, bahkan gym tempatnya berolahraga sudah sangat sepi mengingat kini sudah jam 12 malam.

Sepulang dari gym pemuda manis itu tak langsung kembali ke rumahnya, ia memilih mengendarai mobilnya menuju cafe yang buka 24 jam. Pemuda manis itu duduk di sudut ruangan menghadap ke arah jalanan yang mulai lengang dengan tangannya yang menggenggam ponsel mahal miliknya. Matanya memindai setiap kolom pertanyaan yang sudah ia isi sebelumnya, kemudian ia tersenyum cerah dan memencet tombol kirim pada sebuah website yang direkomendasikan oleh temannya.

Lee Felix adalah putra tunggal dari pasangan pebisnis terkenal. Bisa dibilang orang tuanya sangat berkecukupan, bahkan masuk dalam jajaran orang terpandang di kotanya. Mereka merawatnya dengan baik dan memastikan bahwa ia tak pernah kekurangan suatu apapun, namun Felix mulai jengah ketika ayahnya seringkali membatasi uangnya karena ia suka berpesta.

Ayolah, Felix sudah mulai dewasa. Ia sudah bukan lagi anak kecil yang mau-mau saja ketika harus tinggal di rumah menjadi anak yang manis dan manja. Oleh karena itu ia merasa harus mencari seseorang yang bersedia membiayai uang berpestanya dan ia hanya perlu memberikan tubuhnya untuk dinikmati. Tidak, Felix bukan pelacur, kalian bisa memanggilnya sugar baby. Itu berbeda, oke?

Setelah menyesap kopinya untuk terakhir kali pemuda manis itu bangun dari duduknya, ia memutuskan kembali ke rumah dan menunggu kabar dari website jika dirinya sudah mendapat seorang lelaki kaya nanti. Ah benar, website yang baru saja diakses Felix merupakan website rahasia yang digunakan oleh orang-orang untuk mencari sugar daddy maupun sugar baby.

Felix pernah mendengar seorang teman wanita yang mengeluh karena mendapatkan seorang sugar daddy yang tua dan jelek, tapi Felix tak mengkhawatirkan itu. Ia sudah menulis dengan jelas di website bahwa ia menginginkan seorang lelaki yang masih tangguh dan juga tampan. Jika website sialan itu memberikan seseorang yang bukan tipenya, ia bersumpah akan meminta ayahnya untuk menutup website itu setelahnya. Hey, jangan menghujatnya, ia juga harus selektif dalam memilih seseorang yang akan bermesraan dengannya kan?








Akhir pekan Felix sudah berpenampilan rapi dengan tak lupa menyemprotkan parfum mahal dengan aroma manis dan menggoda karena ini akan menjadi kali pertamanya bertemu dengan sugar daddy-nya. Tangannya dengan lihai memberikan sedikit sentuhan riasan dan juga sapuan lipgloss untuk membuat bibirnya terlihat menggoda. Ia harus berjaga-jaga jika lelaki yang akan ia temui tiba-tiba meminta berciuman di awal pertemuan. Prinsipnya adalah ia harus tampil sempurna.

Dengan langkah pelan pemuda manis itu menuruni tangga rumah mewah milik orang tuanya, matanya dengan fokus menatap ke arah layar ponsel hingga suara seorang wanita mengalihkan perhatiannya.

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now