Parachute V

2.5K 342 74
                                    


Changbin dan Felix duduk berdampingan di sofa ruang tengah dengan suara televisi yang mengisi keheningan disana. Sedari tadi mereka tak mengucapkan apa-apa, padahal keduanya juga tak begitu memperhatikan acara televisi yang sedang disiarkan. Entah apa yang sedang mereka pikirkan namun suasana kali ini begitu canggung tidak seperti biasanya dimana mereka akan banyak mengobrol.

Changbin lebih dulu mengambil tindakan. Pemuda itu menggeser duduknya hingga lebih dekat dengan Felix dan berpura-pura meregangkan tangannya hanya untuk meletakkan sebelah lengannya di pundak Felix. Seketika Felix membeku dan pemuda manis itu berusaha tenang untuk menyembunyikan detak jantungnya yang menggila.

"Rileks sayang," ucap Changbin yang tau jika Felix merasa terkejut dengan tindakannya.

"Changbin."

"Hm?"

"Apa biasanya kau begini jika bersama kekasihmu?" Tanya Felix yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Maksudmu mantan kekasihku?"

Felix mengangguk polos membuat Changbin tersenyum dan mendekat untuk mengecup gemas pipi pemuda manis itu.

"Pernah, tapi melakukan ini denganmu membuatku lebih berdebar. Rasanya menyenangkan dan juga sangat berisik."

"Berisik?"

Changbin mengangguk kemudian pemuda itu menggenggam tangan Felix dan membawanya untuk menyentuh dadanya yang berdetak kencang.

"Disini sangat berisik, tapi aku menyukainya."

Pipi Felix merona untuk kesekian kalinya malam itu. Changbin hanya mengucapkan beberapa hal kecil namun karena ia belum terbiasa membuatnya mudah malu-malu seperti sekarang.

"Kau selalu menggemaskan dengan celotehanmu tapi melihatmu malu-malu begini rasanya aku semakin gemas dan ingin menyimpanmu di dalam saku celanaku agar tidak ada yang bisa mengambil."

"Copet yang handal bisa mengambilnya jika kau meletakkan di saku celana."

"Silahkan saja jika berani, aku pasti akan melakukan apapun untuk mempertahankan milikku."

"Memang siapa milikmu?"

"Kau milikku dan aku milikmu."

Changbin menarik bahu Felix semakin mendekat padanya, tangannya yang bebas kini bergerak merengkuh perut Felix hingga posisi Felix kini berada di dalam pelukannya. Kepalanya ia benamkan pada perpotongan leher Felix dan seketika aroma sabun dan shampoo yang begitu manis kembali masuk ke dalam indra penciumannya.

"Jika kau tidak nyaman katakan padaku ya?" Ucap Changbin sembari memejamkan matanya karena merasa sangat nyaman berada dalam jarak sedekat ini dengan tunangannya.

Felix mengangguk dan setelahnya ia mengangkat kedua tangannya untuk membalas pelukan hangat dari Changbin. Kepalanya ia sandarkan di dada bidang Changbin hingga ia dapat mendengar dengan jelas suara detakan pemuda itu yang bersahutan dengan detak jantungnya sendiri. Ia tidak pernah tau bahwa berpelukan bisa menghantarkan kebahagiaan sebesar ini. Ia sudah sering memeluk Changbin namun yang ini jauh lebih spesial dari biasanya, mungkin karena ia sudah tau perasaan Changbin yang sebenarnya hingga dirinya tak perlu lagi merasa takut untuk menitipkan hatinya.

"Berisik ya sayang?" Tanya Changbin memecah keheningan yang sempat tercipta.

"Jantungku juga berisik," bisik Felix dengan malu-malu membuat Changbin tidak bisa untuk tidak terkekeh gemas. Felix benar-benar bisa membuatnya bahagia bahkan hanya dengan ucapan apa adanya.

"Hampir dua tahun kita dalam status pertunangan, aku harap kau tetap berada di sisiku sampai aku bisa megucapkan sebuah janji di atas altar bersamamu nanti," ucap Changbin dengan sungguh-sungguh dan dijawab anggukan kecil dari si pemuda manis.

Three Words 4 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang