Parachute

3.7K 363 121
                                    


"Bundaaaa."

Felix setengah berlari menuju dapur. Mulutnya terus memanggil sang bunda dengan manja membuat sesosok wanita paruh baya yang tengah memasak itu menoleh menatap putra bungsunya.

"Ada apa?"

"Minta uang boleh?" Tanya Felix dengan matanya yang berbinar lucu demi mendapatkan uang tambahan.

"Untuk apa?"

"Mau main nanti malam."

"Dengan siapa?"

"Changbin," jawab Felix yang kemudian tersenyum sangat manis ketika bundanya mengangguk mengiyakan untuk memberinya uang.

"Perginya masih nanti kan? Bunda mau menyelesaikan memasak dulu."

"Oke yang mulia ratu!"

Felix hormat pada bundanya kemudian pemuda manis yang usianya baru menginjak 20 tahun itu segera berlari kembali ke kamarnya untuk menghubungi seseorang.

Pemuda manis itu duduk di meja belajarnya dengan tangan yang memegang ponsel. Nada khas panggilan telepon terdengar diikuti suara serak seorang laki-laki yang baru saja mengangkat panggilannya.

"Hm?"

"Changbin sedang apa?" Tanya Felix dengan semangat meski orang di sebrang sana terdengar malas.

"Baru saja bangun tidur gara-gara telepon darimu," jawab Changbin dengan suara yang tidak jelas lantaran pemuda itu masih mengantuk.

Felix meringis lucu tanpa merasa bersalah kemudian pemuda manis itu kembali bicara pada Changbin di sebrang sana.

"Nanti malam ada acara tidak?"

"Mau kencan, kenapa?"

"Jam berapa?"

"Sekitar jam 7, ada apa? Mau pergi?"

Felix mengangguk semangat meski Changbin tidak bisa melihatnya kemudian pemuda manis itu bicara dengan pelan namun sangat manis membuat siapa saja yang mendengarnya pasti tersihir oleh keimutannya.

"Jam 6 jemput dulu bisa?"

"Mau kemana?"

"Menonton film."

"Dengan?"

"Hyunjin, Seungmin, dan Eric," jawab Felix dengan pasti seakan sudah terbiasa dengan rentetan pertanyaan menyelidik dari Changbin.

"Jisung tidak ikut?"

"Kencan dengan kak Minho."

"Oke, jam 6 harus sudah siap."

"Siap kapten!"

Felix segera mematikan panggilan dengan sepihak kemudian pemuda manis itu bangun dari duduknya untuk memilih pakaian yang akan dikenakan nanti malam. Ia harus mempersiapkannya agar nanti tidak terlambat dan dimarahi oleh Changbin karena harus menunggunya berdandan.







Felix bersenandung pelan mengikuti irama lagu yang diputar di dalam mobil. Matanya tak pernah diam dengan terus menatap jalanan yang mulai ramai karena ini akhir pekan. Changbin yang menyetir sesekali ikut bersenandung dengan tangannya yang mengetuk roda kemudi mengikuti ritme lagu.

"Filmnya jam berapa?" Tanya Changbin membuka percakapan.

"Jam setengah 9," jawab Felix yang kini memfokuskan perhatian pada Changbin yang mengajaknya bicara.

"Kenapa jam segini sudah berangkat?"

"Kau bilang akan kencan jam 7 sedangkan aku tidak boleh keluar jika tidak bersamamu, daripada tidak jadi main ya sudah aku berangkat lebih awal saja," ucap Felix yang kemudian kembali asik memandangi jalanan.

Three Words 4 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang