Parachute IV

2.5K 339 64
                                    


"Dulu saat masih pendekatan kita sering menghabiskan waktu disini, ah aku jadi merindukan saat itu."

Changbin menatap ke arah danau yang tenang, bibirnya terkatup rapat bahkan ketika Yunji sudah memulai percakapan setelah keduanya hanya diam selama beberapa menit disana.

"Kenapa diam saja? Apa kau mengantuk karena angin yang berhembus?" Tanya Yunji sembari menyentuh tangan Changbin dan menggenggamnya.

"Seandainya kita berpisah, kau akan menemukan seseorang yang lebih pantas kan?" Tanya Changbin dengan pelan membuat Yunji menatapnya dengan ekspresi terkejut.

"Jangan membicarakan soal perpisahan di tempat seindah ini, kau akan merusak suasana tenang yang ada. Lagipula dimanapun itu jangan pernah membahas soal perpisahan, itu berbahaya dan aku sama sekali tidak menghendakinya."

Changbin kembali diam, hal itu membuat Yunji kebingungan dengan sikap kekasihnya yang tiba-tiba menjadi aneh.

"Bukankah kau mau membicarakan soal laki-laki tadi? Ada apa?"

"Dia.. Kau tidak boleh membencinya," ucap Changbin dengan tegas membuat Yunji semakin bingung.

"Benci? Aku tidak mungkin membenci seseorang yang belum pernah aku kenal sebelumnya."

"Kau bisa saja membenci seseorang yang sangat dekat denganku dengan tanpa sebab."

"Apa maksudmu?"

"Aku rasa kita butuh waktu untuk sendiri."

Yunji menatap Changbin dengan tidak percaya kemudian gadis itu melepas genggaman tangannya dan mendengus tidak suka.

"Candaanmu tidak lucu."

"Mau sampai kapanpun kita bertahan, aku akan berakhir bersamanya. Sedekat apapun kita, aku tetap lebih memperhatikannya. Dan seberapa keraspun kita berjuang untuk bersatu, itu tidak akan pernah berhasil."

Changbin diam sejenak sebelum kemudian kembali bicara.

"Aku tidak ingin menyakiti siapapun, tapi aku berakhir menyakiti kalian berdua tanpa aku sadari. Kau tidak tau apa-apa dan dia berpura-pura tidak peduli soal segala yang dia ketahui."

"Sebenarnya siapa dia yang kau maksud? Kau memiliki wanita lain yang lebih kau cintai?"

Changbin menggeleng pelan kemudian pemuda itu mengambil nafas dan menghembuskannya dengan kasar sebelum kemudian menoleh menatap Yunji tepat di mata gadis itu.

"Bukan wanita, dia adalah laki-laki yang tadi kau lihat di kantin."

Yunji terlihat terkejut kemudian wanita itu menatap Changbin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau mengenalnya?"

"Lebih tepatnya sangat mengenalnya. Maaf merahasiakan ini darimu, tapi dia.. Dia tunanganku."

Mata sipit Yunji terbelalak mendengar penuturan Changbin. Hampir setahun mereka menjalin hubungan ia sama sekali tidak tau bahwa kekasihnya sudah memiliki tunangan, terlebih orang itu adalah seorang laki-laki. Ini membuat kepalanya menjadi pening seketika.

"Baiklah, aku tidak tau apa salahku tapi bagaimana bisa kau mencari alasan yang sangat konyol untuk mengakhiri hubungan kita?"

"Itu bukan sebuah alasan, itu fakta."

Changbin melepas kalungnya dan memperlihatkan sebuah cincin emas yang menggantung disana. Yunji terus memperhatikan hingga gadis itu tak bisa berkata-kata ketika Changbin memasang cincin tadi ke jari manisnya sendiri.

"Maaf aku sudah menyakitimu, tapi cepat atau lambat aku memang harus mengakhiri hubungan ini sebelum semuanya semakin runyam. Aku sudah terikat dengannya dan aku.. Maafkan aku, tapi aku sangat menyayanginya dan tidak ingin kehilangannya."

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now