Sweet, Sweeter, Sweetest V

2.7K 448 116
                                    


Changbin terkejut di depan pintu rumahnya ketika melihat sesosok pemuda manis berdiri di hadapannya dengan senyum yang mengembang. Ia masih diam, pun dengan si pemuda manis yang juga hanya diam sembari memamerkan deretan giginya menampilkan senyum yang sangat menawan namun menyebalkan bagi Changbin.

"Kenapa kau disini malam-malam?"

"Sejak bertemu di kampus kemarin kau tidak bisa dihubungi, sudah aku telepon berkali-kali juga tidak diangkat jadi aku berinisiatif datang kesini untuk mengantarkan brownies agar kau tidak marah lagi," ucap Felix sembari mengangkat sebuah paperbag berisi brownies buatannya.

"Aku tidak suka makanan manis," ucap Changbin sembari memalingkan wajahnya karena tidak ingin menatap mata Felix yang berbinar lucu.

"Tapi saat aku memberikan brownies padamu beberapa waktu lalu kau memakannya kan?"

Changbin menggerutu dalam hati. Ia memang memakannya dan bahkan ia tidak mau berbagi dengan adiknya, tapi masa iya dirinya mengakuinya di depan Felix? Gengsi lah.

"Memang kau yakin jika aku memakannya?"

"Jadi kau tidak memakannya?"

Changbin menoleh pada Felix ketika mendengar pemuda manis itu berucap sedih dan ia jadi terganggu ketika melihat Felix menunduk lesu. Changbin menghela nafas pelan, lantas mengambil alih paperbag yang digenggam Felix.

"Aku memakannya," ucap Changbin yang akhirnya mengalah karena merasa tidak tega.

Felix mendongak dan binar senang di matanya kembali lagi membuat Changbin heran melihat perubahan mood pemuda manis itu yang begitu drastis.

"Aku membuat banyak brownies jadi jangan lupa makan bersama keluargamu juga. Itu brownies spesial, jika kau menyukainya katakan saja agar aku buatkan lagi lain kali," ucap Felix dengan semangat.

Changbin mengangguk mengiyakan kemudian pemuda itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia baru sadar jika Felix sendirian disana. Ia jelas masih ingat soal ucapan Felix yang mengatakan tidak berani naik taksi sendiri karena takut diculik. Changbin ingin bertanya dengan siapa Felix pergi namun seketika ucapan Hyunjin kemarin kembali terngiang di kepalanya membuat hatinya kembali panas.

"Mana kekasihmu?" Tanya Changbin dengan nada yang terdengar kesal.

"Eh? Kekasih?"

Felix berkedip lucu kemudian pemuda manis itu menggaruk kepalanya karena bingung dengan apa yang Changbin katakan.

"Kekasih apa? Aku tidak punya kekasih selain gambar 2D di kamarku," ucap Felix dengan polosnya membuat Changbin semakin kesal.

"Jangan pura-pura tidak tau. Jelas-jelas kau punya seorang kekasih."

"Maksudmu kau? Satu-satunya orang yang pernah disangka kekasihku hanya kau, lalu siapa yang kau maksud?"

Changbin makin kesal. Ia merasa dipermainkan oleh pemuda mungil di hadapannya, jadi jika ia marah wajar kan? Ah, tapi kan Changbin tidak memiliki hubungan apapun dengan Felix, kenapa harus marah?

"Pemuda tinggi yang bersamamu kemarin," ucap Changbin sembari memalingkan wajahnya karena kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa menahan diri untuk tidak membahas soal ini. Harusnya ia tidak peduli, tapi ucapan Hyunjin kemarin benar-benar mengganggunya dua hari ini.

"Namanya Hyunjin. Dia kekasih Jisung dan bukan kekasihku, kami sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP," jawab Felix apa adanya membuat Changbin terdiam di tempatnya.

"Dia mengatakan kau adalah kekasihnya."

"Benarkah? Abaikan saja, hanya orang bodoh yang akan percaya pada omongan Hyunjin."

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now