The Book Of You & I

3.4K 336 79
                                    


Namanya hubungan pasti harus ada timbal balik dari satu sama lain. Sebuah hubungan tidak akan berjalan seimbang jika hanya satu pihak yang memberikan perhatian dan satu pihak lain hanya menerima tanpa melakukan hal yang sama. Sesuatu yang tidak seimbang tentunya tidak akan berjalan dengan baik kan?

"Kak, akhir pekan ini bagaimana jika kita pergi kencan?" Tanya seorang pemuda manis di samping kekasihnya yang sedang mengamati laptop di hadapannya.

"Bukankah sekarang kita juga sedang kencan?" Jawab kekasih pemuda manis itu.

Felix, si pemuda manis hanya tersenyum kecut kemudian memilih diam sembari menyandarkan punggungnya di sandaran kursi cafe. Saat ini mereka memang tengah menghabiskan waktu bersama, namun bagi Felix hal itu tidak bisa disebut sebagai kencan. Ya.. Niatnya memang kencan, tapi kenyataannya mereka hanya duduk berdua dengan sedikit percakapan, kekasihnya justru sibuk dengan laptopnya seakan Felix hanya menjadi pajangan disana.

"Mau kencan kemana?" Tanya Changbin yang akhirnya mengalihkan perhatian dari laptop setelah merasa aneh karena Felix hanya diam.

"Kemana saja yang penting kita pergi berdua," jawab Felix dengan antusias yang segera diangguki oleh Changbin.

"Jika kau sudah menemukan tempatnya katakan saja, aku akan membawamu kesana."

Felix mengangguk dan mereka kembali terjebak dalam keadaan hening seperti sebelumnya. Selalu begitu, tiap kali mereka pergi kencan selalu saja Felix yang menentukan tempat dan apa yang akan mereka lakukan. Tak pernah sekalipun Changbin memberikan saran tempat kencan meski Felix sudah memaksa akan mengikuti saran kekasihnya. Jika Felix merasa kekasihnya tidak memberikan perhatian terhadap hubungan mereka, itu wajar kan?

Felix menatap sekeliling cafe dan senyum kecutnya kembali muncul ketika matanya menangkap beberapa pasangan yang tengah bersenda gurau. Ia iri dan juga ingin merasakan hal seperti itu dengan kekasihnya. Ia paham kekasihnya adalah tipe orang yang cuek dan tak banyak bicara, tapi setidaknya tunjukkan sedikit perhatian saja dirinya sudah bahagia.

"Apa kakak masih harus bekerja bahkan ketika kita bersama?" Tanya Felix sembari menatap Changbin yang kini kembali fokus menatap laptopnya.

Changbin menghela nafas pelan kemudian pemuda itu mematikan laptopnya dan fokus menatap Felix membuat pemuda manis itu tersenyum senang. Felix tidak minta banyak, hanya seperti ini saja ia sudah merasa diperhatikan.

"Bagaimana harimu di kampus?"

Senyum Felix mengembang kemudian pemuda manis itu mulai menceritakan kesehariannya dengan Changbin yang mendengarkan dengan baik setiap kalimat yang keluar dari bibir kekasihnya. Cinta bukanlah suatu hal yang rumit, hanya orang yang menjalaninya saja yang membuatnya terlihat rumit.






"Kelihatannya senang sekali hari ini."

Felix menoleh menatap Changbin yang sedang mengendarai mobil kemudian pemuda manis itu mendekat ke arah kekasihnya untuk mengusapkan pipinya ke lengan pemuda itu.

"Aku senang karena bisa kencan dengan kakak."

"Senang karena kencan denganku atau karena kita kencan ke taman hiburan?"

"Dua-duanya boleh?"

Changbin tersenyum kemudian sebelah tangannya terangkat untuk mengusak rambut Felix dengan gemas.

"Tentu saja boleh," ucap Changbin membuat Felix tersenyum semakin lebar.

"Nanti naik bianglala ya kak?"

"Iya, apapun yang kau mau akan aku turuti."

Felix mengangguk semangat kemudian pemuda manis itu kembali duduk di tempatnya dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya. Ia sudah antusias untuk menaiki bianglala karena ia berencana mencium kekasihnya seperti adegan di sebuah drama yang ia tonton. Itu sangat romantis, jadi ia ingin merasakannya juga meskipun nanti dirinya yang memulai ciuman mereka.

Three Words 4 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang