Labyrinth II

1.6K 311 65
                                    


Changbin baru pulang dari tempat magang ketika hari sudah mulai malam. Lelaki itu baru saja turun dari mobilnya ketika sebuah taksi berhenti tepat di depan rumah Felix. Entah kenapa Changbin merasa penasaran jadi pemuda itu bertahan di tempatnya hingga ia mengerutkan kening ketika melihat dua siswa SMA turun dan membantu Felix untuk berjalan masuk ke rumahnya. Changbin melihat perban yang melilit kaki Felix dan noda darah juga terlihat di celana seragamnya yang sudah dipotong sebatas lutut.

"Apa lagi yang anak itu lakukan?" Gumam Changbin sembari berjalan mendekati tiga siswa SMA yang masih mengenakan seragam mereka meski hari sudah malam.

Tanpa banyak bicara Changbin melepas rangkulan tangan teman Felix kemudian dalam sekali kedipan mata tubuh Felix sudah berada di dalam gendongan Changbin.

"Turunkan aku!"

Ya, seperti yang diduga, Felix memberontak dan berusaha turun dari gendongan Changbin namun lelaki itu juga tak mau menurut dan justru mencengkeram kaki Felix agar tidak banyak bergerak.

"Sakit sialan!"

Felix meremat bahu Changbin dengan kencang ketika kakinya yang terluka turut serta merasakan cengkraman tangan Changbin yang begitu kuat. Dua teman Felix tidak mengucapkan apa-apa dan hanya mengikuti Changbin hingga sampai di sebuah kamar yang merupakan kamar Felix.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Changbin sembari menatap ke arah dua teman Felix setelah menurunkan pemuda manis itu di ranjang.

"Dia–"

"Bukan hakmu bertanya soal apa yang terjadi padaku!" Bentak Felix dengan marah ketika temannya baru akan bicara.

Changbin tidak peduli, lelaki itu masih tetap menatap dua teman Felix yang keadannya tak bisa dibilang baik-baik saja. Dua pemuda itu memiliki luka lebam di wajah dan noda darah yang mengering mengotori seragam putih mereka.

"Katakan padaku," ucap Changbin menuntut membuat dua pemuda disana merasa terintimidasi.

"Kami tawuran dan Felix sempat lengah sehingga lawan berhasil menyakitinya," ucap seseorang yang memiliki tubuh lebih tinggi dengan nametag bertuliskan Hwang Hyunjin tersemat di seragamnya.

"Lalu?"

"Kakinya terkena sabetan pisau," jawab siswa lain yang bernama Yang Jeongin.

Changbin menatap Felix yang kini juga menatapnya tajam kemudian lelaki itu berdecak malas dan beralih menatap dua teman Felix.

"Luka kalian sudah diobati?"

"Belum kak."

"Ayo keluar," ucap Changbin yang kemudian keluar lebih dulu meninggalkan tiga siswa SMA yang masih diam di tempatnya.

"Ikutlah dengannya," ucap Felix dengan pelan yang kemudian diangguki dua temannya.








"Shh.."

Hyunjin meringis sakit ketika Changbin menempelkan kapas yang sudah diberi alkohol ke sudut matanya yang terluka. Jeongin yang sudah lebih dulu diobati hanya memperhatikan dalam diam sembari mengistirahatkan tubuhnya yang sakit setelah berkelahi.

"Kalian berani berkelahi tapi kesakitan ketika diobati. Bukankah akan lebih baik jika kalian bermain di game center? Kalian bersenang-senang dan tidak akan ada satu orangpun yang terluka," ucap Changbin dengan tangannya yang masih sibuk mengobati luka Hyunjin.

Tiga laki-laki itu kini duduk di ruang tengah rumah Felix sedangkan sang empunya rumah masih di kamarnya entah melakukan apa.

"Jika kami tidak ikut serta maka nyawanya sudah hilang sejak lama," ucap Hyunjin dengan pelan.

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now